Januari 24, 2012

Fall on Autumn

Ini adalah salah satu tulisan ter-random yang pernah gue buat. Alasannya cuma karena gue udah lama gak nulis blog, dan pas ada waktu nulis, yang di kepala gue ya tentang tulisan ini. Jadi harap maklum kalau topiknya gak seperti yang biasa gue tulis. :p

Jadi tadi gue abis makan malam sama temen-temen gue. Ada salah satu dari temen gue yang nonton konser Katy Perry kemarin. Then we talked about how pretty Katy Perry is. But we could not hold ourselves from not mentioning Zooey Deschanel. Katy dan Zooey memang sering disebut-sebut mirip, bukan hanya oleh Hollywood, tapi gue dan teman-teman gue juga berpikir begitu. Setelah berbincang-bincang kecil, kami lalu stuju bahwa Katy Perry adalah versi wild-nya Zooey Deschanel, dan Zooey Deschanel adalah versi kalemnya Katy Perry. And we like them both.

Kalo denger nama Zooey Deschanel, yang gue inget adalah film "(500) Days of Summer". Di film itu dia berperan sebagai cewek yang namanya Summer. Filmnya bagus. Banget sebenernya. Dan gue suka. Tapi gue gak suka peran Zooey di film itu. In fact, I hate Summer. Mungkin saking aktingnya semeyakinkan itu kali ya? Thumbs up buat Zooey kalo gitu. Buat yang belum pernah nonton, jadi intinya si Summer ini jadian sama seorang cowok, joined the relationship, had sex with the guy, told him that there is nothing between them, and went away...for another guy. Cruel? That's why I hate her. I mean, if she doesn't want the relationship, she should not be joining the relationship at the first place. Plus, she should not be having sex with him! Come on, that guy was convinced already, just to found out that he was the fool. Walau gue tau Summer juga punya pandangan sendiri untuk merasionalisasikan perbuatannya, tetep aja gue rasa itu kejam. Cowok ini kemudian hancur lebur, mabok-mabokan, berhenti kerja, kasian deh pokoknya. Tapi dia tetap mendoakan supaya Summer bahagia sama pria pilihannya sendiri. Salut parah. Hahaha.

Yang menarik adalah ending dari film ini. Si cowok memutuskan untuk memulai hidupnya kembali. Dan saat itulah dia bertemu dengan seorang cewek lainnya yang dia tertarik. Lalu dia ajak kenalan. Nama ceweknya? Autumn. Terus filmnya tamat. Ha! Seru kan? Abis Summer...Autumn!

Tapi pernah gak sih lo berpikir, kira-kira kalo ada sequelnya, mungkin "(500) Days of Autumn" atau apalah namanya, ceritanya bakal kayak apa ya? Sungguh gue sangat penasaran sebenernya. Waktu filmnya abis, gue bergumam dalam hati, "Gue harap Autumn jauh lebih baik buat cowok itu!". Agak lame memang bagi seseorang membuat wish untuk tokoh yang fiksional. -___-" Tapi gue sungguh berharap bahwa Autumn gak akan kayak Summer.

Kemudian gue berpikir. Kita semua pasti pernah punya masa lalu yang buruk. Yaa gak harus jadian sama orang, had sex, terus ditinggal sama orang itu buat jadian sama orang lain juga sih. Lumayan ekstrim memang itu. Mungkin iya, tapi bahkan mungkin gak harus tentang relationship. For me, Summer depicts a bad past, and Autumn is future. We have  passed our Summer, but we have to believe that Autumn is there. Tapi apakah Autumn akan lebih baik dari pada Summer? We don't know. All we can do is just hope that Autumn is not disappointing and a lot better than Summer.

Gue harap kejadian Summer gak berulang buat cowok di film itu. Gue harap Autumn beda. Di filmnya sih (so far) Autumn kayaknya baik. Dan kalopun mereka harus berakhir juga, dan cowok ini harus mencari Winter, gue harap hubungan mereka lebih dari 500 hari dan berakhirnya karna memang keputusan mereka bersama. Yah pokoknya maksud gue supaya gak ada pihak yang tersakiti gitu. HAHAHA ini apa banget deh randomnya parah! Mulai ngelindur karna udah jam 2 pagi kali ya. :| Tapi kayaknya kali ini gak akan ada yang marah gue begadang. Orang tua udah tidur soalnya. Haha.

Sip. Gitu deh. Semoga Autumn beneran baik ya! :)





rtd.