November 03, 2011

Menyikapi Bangsa

Harus banget ini gue minta maaf lagi karena blognya karatan. Haha. Maaf ya buat yang sering baca blog gue, walau gak banyak, tapi tulus banget gue minta maaf. Hehe. Nah alasan sebenernya kenapa tulisan ini gue buat adalah karena gue capek. Gue capek sama semua pemberitaan negatif tentang negara kita, Indonesia. Well, at least negara gue, karena menurut survey yang baru-baru ini dilakukan Developing Country Study Center (DCSC) Indonesia, masih ada sekitar 6% orang Indonesia yang gak bangga dengan negaranya. Tapi tenang yang bangga ternyata 83%, dan sisa 11%nya gak yakin alias labil. Hahaha. Itung-itung dikit yok. Jumlah penduduk Indonesia sampe tahun 2010 kemarin adalah sekitar 237 juta orang. Katakanlah tahun ini berarti ada 240 juta orang hidup di bumi Indonesia ini (azek bahasanya, haha). Berarti ada 199.200.000 orang Indonesia yang (masih) bangga sama negaranya, 26.400.000 labil (kayak anak SMP diputusin pacar), dan 14.400 orang gak bangga. Lo termasuk yang mana? Kalo gue termasuk yang kayak anak SMP diputusin pacar. #eaaa #diputusinsiapa #pacarajagakada #kenapaharuspakehashtag #blogbloggua #hahaha. Gak deng, gue bangga banget kok sama Indonesia. :)

Suka nonton berita di TV gak? Pernah denger topik berita yang bagus tentang negara ini? Oke kalo pernah. Seringan mana sama yang gak bagus? Gue yakin seringan yang gak bagus. Kerusuhanlah, demolah, korupsilah. Standarlah ya berita-berita macam gitu di TV (harusnya sih gak jadi standar). Berita-berita itu emang (mungkin) benar terjadi, tapi setidak ada itukah berita baik tentang negeri ini yang bisa diberitakan di negeri ini? Menurut gue, bangsa ini jelek karena pemberitaannya yang jelek. Gini, misalnya ada sebuah restoran di kota lo tinggal sekarang. Terus lo denger banyak pemberitaan-pemberitaan negatif tentang restoran itu. Uang kembalian gak lengkaplah, makanannya lama datengnyalah, karyawannya bau keteklah, macem-macem deh. Pasti lo gak mau ke situ kan? Dan image restoran itu pasti jelek banget di mata lo. Kenapa? Karena lo lebih sering atau bahkan hanya denger yang jelek-jelek tentang restoran itu. Lo gak tau restoran itu terkenal banget sampai ke luar kota. Di luar kota pemberitaan tentang restoran itu bagus-bagus. Makanannya enak, tempatnya nyaman, karyawannya sopan-sopan. Tapi kenapa pemberitaan tersebut gak ada di kota lo? Ternyata yang bikin pemberitaan-pemberitaan jelek tentang restoran itu adalah restoran-restoran saingannya! Mungkin pemberitaan buruk tersebut gak salah, tapi ya lebay aja. Kayak sebenernya karyawan-karyawannya gak bau ketek banget, cuman emang gak wangi aja. Dapet kan logikanya? Indonesia akan jelek di mata kita kalo kita emang cuma (mau) liat atau denger jelek-jeleknya. Pandangan manusia terhadap sesuatu itu salah satunya terbentuk dari input-input yang masuk ke dia. Kalo input yang masuk jelek semua, maka jeleklah pandangan dia terhadap si sesuatu ini. Kenapa berita baik itu penting? Penting karena itu akan ngaruh sama cara lo menjalani hidup lo di negara ini. Kalo lo mikirnya yang jelek-jelek aja, lo akan jadi orang yang negatif, dan hidup orang negatif itu isinya akan penuh dengan mengeluh dan memaki. And let me tell you something; nothing good will come out of something negative, because what goes around comes back around. Jadi, semakin lo jelek-jelekin Indonesia, semakin jeleklah dia, dan jelas itu akan ngaruh sama kehidupan lo.

Sedih sebenernya gue denger berita baik tentang Indonesia tapi negara lain yang beritain. Aneh banget. Sebenernya mereka gak banyak atau mungkin gak ada untungnya memberitakan tentang kehebatan Indonesia. Paling ending-endingnya cuma jadi bahan refrensi kalo Indonesia bagus buat investasi. Kenapa malah berita yang kayak gitu malah gak ada di stasiun TV berita Indonesia? :| Pak SBY itu menang penghargaan internasional di mana-mana malah dibilang pencitraan. Kasian. Sungguh gue bukannya belain si Bapak, yah sedikit sih, tapi doi gak minta loh penghargaan-penghargaan itu. Dikasih bro itu, gratis. Susah sih kalo stasiun TV dipegang sama politisi saingan pemerintah, gak objektif jadinya. Gue pun juga gak setuju kalo stasiun TV dipegang sama pemerintah. Tetep aja gak objektif.

Kemarin gue nonton talk show bagus di Kompas TV, 180 Derajat. Yang bawain acaranya si Pandji Pragiwaksono. Gue lupa yang kemarin temanya apa, tapi bintang tamunya adalah Sandhy Sandoro (yang sampe skarang gue bingung cara nulis namanya, haha), Tex Saverio (yes, that young designer whose design is worn by Lady Gaga), dan satu lagi Managing Director-nya Peter Says Denim (merek jeans yang udah mulai go international). Yang gue mau bilang adalah kata-katanya Pandji kemarin. Dia nanya ke Tex apakah Tex pernah tinggal di USA sehingga dia bisa bekerjasama dengan Lady Gaga. Tex jawab dia selama ini selalu tinggal di Indonesia. Tim Lady Gagalah yang mencari dia. Yang keren adalah kesimpulan yang Pandji buat. Dia bilang kita gak harus tinggal di luar untuk jadi sukses, di manapun kita tinggal kita berkarya aja semaksimal mungkin dengan jujur, karena nanti hasil karya kita itu pasti akan tercium sampe ke manapun. Dan itu masuk akal. Itu adalah sebuah pemikiran yang menurut gue sangat advance, dan membuat pemikiran “tinggal di luar gue bisa lebih sukses” menjadi sangat shallow. Pemikirannya bener-bener dibalik. Kita tidak lagi harus bergantung sama negara kita supaya sukses, negara kitalah yang bergantung sama kita karena kita yang membentuk negara ini. Sejelek apapun Indonesia, lo adalah warga negaranya, berarti lo Indonesia. Jadi, saat dibilang Indonesia jelek, berarti lo jelek. Supaya bagus gimana dong? Ya kita harus jadi warga negara yang bagus, supaya negaranya jadi bagus juga. Logis kan. :)


AYO INDONESIA BISA! Nah, ini adalah kalimat yang lagi sering didengungkan blakangan hari ini menjelang Sea Games 2011 yang diadakan di Jakarta dan Palembang. Gue pribadi sangat suka kalimat ini. Simpel tapi sarat optimisme dan positivitas. Kalimat ini benar-benar bisa berarti menyemangati Indonesia dalam banyak hal; BISA memenangkan pertandingan-pertandingan dan BISA menyelenggarakan Sea Games dengan baik, apalagi setelah kisruh yang terjadi menyangkut penyelenggaraan Sea Games. Haha, asik abis gak bahasa gue “kisruh”. :p Masih nyambung sama paragraf gue yang sebelumnya, lo tinggal milih: mau terbawa arus pemberitaan negatif tentang Indonesia yang katanya tidak akan bisa menggelar Sea Games dengan baik, atau percaya dan yakin kalo Indonesia BISA. Kalo gue sih yakin kita bisa. Kenapa gue yakin? Karena yang bangga sama Indonesia masih 83%. Berarti lebih banyak energi positif buat Indonesia.  Negativitas gak akan bawa kita ke mana-mana. Gue pilih buat jadi optimis. AYO INDONESIA BISA! :D


Terus apa yang harus dilakukan dengan kejelekan-kejelakan Indonesia yang emang bener ada? Kritiklah. Tapi jangan benci dan memaki. Karena makian kita gak mengubah apa-apa, tapi kritik bisa. Kalo kritik kurang, bertindaklah. Apapun cara lo, asal jangan semakin menjelekkan, lakukanlah. Doakan bangsa ini. Tabur kepositifan dong buat tempat yang kita tinggali ini. Karena apa yang lo yakini terhadap negri ini, itu yang akan terjadi. Skali lagi, what goes around comes all the way back around. :)





rtd.