September 29, 2010

Yakin Lo Keluarga Bieber?

See All Friend Requests
49 requests

Itulah tulisan yang akan lo temukan saat lo klik icon 'Friend Requests' di sebelah kiri atas page Facebook gue saat ini. Dulu malah sempet udah 100an, dan sambil mengucap kata maaf, gue meng-ignore all. Sungguh gue tidak bermaksud sombong sama sekali untuk tidak mengapprove sebuah friend request. Gue punya prinsip bahwa Facebook (gue) hanyalah untuk gue dan orang-orang yang gue kenal. Tidak seperti...err..apa namanya.. oh, Friendster. Ya Friendster gue sangat random friend listnya. Hahaha. Kalopun ada orang yang gak gue tau terus gue add atau gue approve friend requestnya berarti gue memang ada perlu sama dia. Hihihi. Atau dia ada perlu sama gue. Ataaau gue memang mo kenalan sama dia lewat Facebook! Atau jugaaa dia adalah pembaca blog gue. Ya gue sangat menghargai pembaca blog gue. :)

Nah terus gimana dong, Do, kalo emang ada orang yang gak lo kenal dan mo kenalan sama lo lewat Facebook? Atau, lo tau dari mana dia pembaca blog lo?

Send a message first. Atau simply gunakan fitur Add Personal Message yang Facebook sudah sediakan di bagian kiri bawah box yang keluar saat kita mo add seseorang. Tulis aja, "Hai, gue Random Girl. Boleh kenalan?" Well, emang belom tentu diapprove juga sih kalo gitu. Itu tetep terserah si yang diadd sebenernya. Haha. But at least, this 'Random Girl' jauh lebih sopan dan beradab dibanding yang gak memperkenalkan diri sama sekali. Ada kok pembaca blog gue yang nulis message dulu ke gue dan bilang dia suka baca blog gue. Gue sangat menghargai itu. :)

Fitur Add Personal Message ini sangat berguna banget sebenernya. Terutama buat kita yang nama panggilan sehari-harinya bisa jauh berbeda dengan nama asli kita yang kita pakai di Facebook. Pasti punya dong temen yang nama panggilannya aneh-aneh dan beda banget sama nama aslinya. Bayangkan kalo orang tersebut adalah temen SD lo di masa lampau dan lo gak pernah hapal nama panjangnya dan dia add lo di Facebook tanpa sepatah kata pun.

Contoh kasus.
Satrika Wiradizky Pradajat. Lo diadd sama dia, dan lo bersumpah demi jenggot Zeus lo gak pernah kenal sama orang yang namanya Satrika Wiradizky Pradajat. Terus tiba-tiba lo dimessage sama dia, "Eh sombong! Gue diapprove dong! Udah setahun gue add lo, kagak approve-approve. Ini gue Bengek temen SD lo! Udah lupa lo ye sama gue? Sombong gilak!"

Stress.

Nah ada baiknya si Bengek ini nulis di personal message dulu kan? Atau cara lainnya untuk si Bengek ini adalah tulis nama panggilan dia, (yang sayangnya) "Bengek", bisa dengan tanda kutip seperti ini, pada nama lengkapnya. Jadinya gini: Satrika "Bengek" Wiradizky Pradajat. Dengan begitu kita bisa tau oh itu si Bengek! gitu kan?

Liat fotonya dong, Do!

Terkadang memang profile picture kita gak membantu sama sekali. Mungkin muka kita kecil banget di foto, karena kita pasang foto kita waktu study tour bareng 567 teman-teman seangkatan lainnya. Itu belum termasuk puluhan guru yang nimbrung ikutan foto. Atau mungkin "bentuk" kita udah berubah banget, tadinya keriting terus dismoothing, badan Pretty Asmara jadi Tamara, muka Lassie sekarang Aura Kasih, jadi kita gak gampang dikenalin sama temen SD kita yang kita add.

Liat mutual friendsnya aja, Do! Atau liat foto-foto dia yang lainnya!

Yup, bener banget. Itu membantu loh. Walau sedikit. Paling gak, kita bisa tau dari "grup pertemanan" mana si orang yang add kita ini berasal. Gue biasanya akan mulai curiga kalo ternyata orang yang gue lantarkan friend requestnya ini mutual friendsnya sama gue berpuluh-puluh. Baru gue akan niat cari tau siapa dia. Mo cek foto-foto lainnya? Iya kalo gak diprivate. In the end, nulis personal message is the best solution. Jelas dan lugas. Gak harus membuat orang yang kita add melakukan further investigation terhadap siapa jati diri kita sebenarnya.

Akan lebih parah saat ada yang add lo dengan nama terabsurd seantero jagat raya galaksi Bimasakti ini. Pernah diadd Kodok Terbang? Cynta Chelalu Cyethia? Duo Teman-Teman? T4rn0boD0HnayAtiyangAkhans3laluhcetiampaim4tisukasPongb0BnN4rut0? Well, gue belom pernah diadd sama spesies yang terakhir memang. But you get the idea kan? And you know that these people DO exist. Kalo gue, jujur gue gak akan approve. Sungguh bukan kenapa-kenapa. Balik lagi ke prinsip gue yang di awal tadi. Dan bagaimana jika ternyata sesungguhnya (dan sayangnya) orang-orang tersebut adalah teman lo yang beneran lo kenal? Entah di masa lalu atau masa sekarang. Cek mutual friendsnya, kalo perlu dan niat tanyakan sama salah satu dari mutual friends itu, "Lo kenal sama Kodok Terbang? Siapa sih dia? Dia add gue. Thanks." There. Cara begitu lebih sopan dan efektif walau agak terlalu niat. Hahaha. [Oiya, by the way, semua nama di post ini ngasal loh. Maaf kalo ternyata ada beneran yang punya nama tersebut dan menyinggung perasaan. Let me know and I will change it as soon as possible.] :)

Sungguh gue bingung aja, orang tua macam apa yang memberikan nama anaknya Kodok Terbang atau nama sepanjang tol Cipularang tanpa spasi dan mengandung angka. Gak mungkin kan? Bukankah lebih baik kalo kita menghargai nama pemberian orang tua kita, dan tulis apa adanya di Facebook? Seperti post gue yang sebelum-sebelumnya, terserah sih lo mo nulis nama lo apa di Facebook, account..account lo. Tapi no offense ya. Emang gak malu ya? Kalo ternyata suatu hari lo ketemu sama salah satu temen lama lo yang lo add di Facebook tapi gak diapprove-approve, dan lo berkata,

"Eh! Facebook gue diapprove dong!"

"Hah? Lo add gue? Emang nama di Facebook lo apa?"

"Cyelalu Chayank Bieber"

"..."




Keep rockin!

-RTD

[290910.0140.timothy]

September 15, 2010

OTM? On The Movie?

Suatu hari tweet seseorang berbunyi, "Otm Inception."

Hmm, kalo OTW sih gw tau: on the way. Sangat umum. Tapi OTM? Demi apapun gw baru denger itu di Twitter. Yak, lagi-lagi topik kali ini ada hubungannya dengan Twitter. Gw nggak tau kenapa ya, tapi emang Twitter ini cukup banyak memberi informasi yang sungguh sangat beragam, terutama dalam hal berbahasa. Dan setelah gw tanya temen-temen di Twitter, ternyata benar dugaan gw, OTM itu adalah On The Movie(?). Wait. What? Say that again? ON the movie? Haha. Yea right. Eh, atau emang gw yang nggak tau? Mungkin memang gw nggak tau.

Tapi gw selalu mencoba berbicara dengan fakta. Gw juga tidak berInggris dewa. Makanya sebelum nulis ini gw research dulu ke Google. Dan gw menemukan website ini. Bagus banget, beneran! Penjelasan tentang penggunaan on, in, at-nya sangat mudah dimengerti. Dan disitu dijelasin bahwa kalo mo bilang "lagi di bioskop (dan sedang menonton film)" istilahnya adalah at the theater atau berarti bisa juga at the movie. Kalo kita tetep keukeuh sama on the movie, itu artinya kurang lebih akan jadi seperti..err..nemplok di dinding bioskop. Hahahahaha!

"Kenapa sih lo bacot amat sama bahasa orang? Mo ngomong apa kek suka-suka dia."

Hahaha. Sangat memungkinkan kalo Anda sekalian berpikir seperti itu. Gw lebih menganggap bacot disini berarti peduli. Gw peduli sama orang-orang di sekeliling gw yang sangat gw hargai niatnya untuk berbahasa asing. Frontalnya sih, gw nggak mau (kita) diketawain sama negara tetangga. Kita harus mulai peduli sama hal-hal kecil kayak gini kalo mau maju. Sekarang gw tau mana yang benar, berarti gw berkewajiban untuk memberitakan kebenaran ini kan? Yah siapa tau aja yang pada nulis OTM emang nggak tau kalo istilah on the movie itu nggak ada. Ada sih OTM, tapi bukan on the movie. Ada banyak bahkan singkatannya. Kalo nggak percaya buka aja ini.

Kalo gw cuma bacot, niat amat gw sampe nulis-nulis blog gini, pake riset-riset segala lagi. Hahaha. Gw emang lagi nggak banyak kerjaan sih. Tapi paling nggak hasilnya berguna kan? Hehe. Jadi mari kita stop OTM sebagai on the movie! Haha.

Ah tapi terserahlah, Twitter..Twitter lo.. Yang penting sekarang lo udah tau mana yang bener... Lagian, emang mau dibilang lagi nemplok di dinding bioskop? :P



Keep rockin!

-RTD

[210910.0100.timothy]

September 12, 2010

A Dedication To A Dedicated One

Berhubung sudah lulus sidang dan tinggal menunggu wisuda di bulan Oktober nanti, maka September ini merupakan bulan yang tampaknya tidak akan penuh dengan kesibukan. Bangun siang, mandi kalau niat, having a late lunch, lalu online setelah itu. Yah, kira-kira seperti itulah kegiatan gw selama beberapa hari ini. Tiba-tiba sore tadi pas buka facebook, di home ada update tentang sebuah note yang ditulis sama salah satu guru gw waktu SMP dulu. Mengingat dulu ibu guru Bahasa Inggris yang satu ini kalau berbicara selalu inspiratif, at least to me, jadi gw memutuskan untuk membuka note tersebut dan mulai membacanya. Pikir gw, toh gw lagi banyak waktu, a few long paragraphs won't hurt. Dan salah satu teman baik gw dari SMP, si Lisa, juga ditag di note tersebut. Makinlah saya penasaran tentang apa sih note ini. Setelah membacanya, saya sungguh tertegun. I super like the note. Intinya sih tentang betapa ibu guru ini merasa bahwa menjadi guru adalah sebuah panggilan untuknya, walaupun beberapa kali ia merasa bosan dan ingin berhenti mengajar. She didn't hate the job, she loves it and is grateful for it, she's just bored with it. And to me, that is so human. It's just like us going to school everyday for years and get bored with it but not hate it. Tapi dalam note ini ia menjelaskan bahwa setiap kali ia berpikir untuk berhenti mengajar, ada saja muridnya yang memberi surat yang isinya ucapan terimakasih karena telah menjadi gurunya selama ini. Dan akhirnya karena surat-surat tersebutlah ia memutuskan untuk tetap menjalani panggilannya menjadi seorang guru. Ibu guru ini sebenernya mempunyai dampak besar dalam kehidupan pendidikan gw. Bagaimana bisa? Keep reading ;)

"Do, kok Inggris lo lancar sih?" Beberapa teman-teman gw pernah melontarkan pertanyaan ini saat gw ngomong atau nulis dalam bahasa Inggris. Dulu gw selalu menjawab, "Nggak kok ah, biasa aja." karena memang gw rasa gw nggak sejago itu. Beneran. Tapi di post ini gw bongkar semua rahasia gw. Hahaha. Agak lebay ya. Maaf kalo akan terkesan sombong, tapi jujur gw sama sekali tidak berniat membanggakan diri gw. Bukan diri gw yang ingin gw banggakan. Okay, lanjut. Nah, yang bikin gw kelihatan "jago" adalah gw berani. If you guys notice, I don't use difficult English words when I talk or write. Bukan cuma karena gw rasa simple words lebih mudah dimengerti, tapi emang karena gw nggak sejago itu bisa mengerti Bahasa Inggris yang kayak di textbook kuliah. Gw berani ngomong. Gw berani nulis. That's all. Saat lo berani ngomong dan nulis dalam bahasa asing, dan niat mempelajarinya, dengan sendirinya lo akan jadi jago, paling nggak di mata orang lain. Keberanian itu sebenernya sih udah ada dalam diri kita masing-masing. Tapi terkadang keberanian itu harus orang lain yang gugah supaya mau keluar. Dan ibu guru gw tersebutlah yang membuat gw menggunakan keberanian gw untuk berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris.

Gw masih inget bener dulu pernah dapet tugas nulis essay Bahasa Inggris. Tugasnya sederhana: bikin ringkasan cerita Oliver Twist pakai kata-kata sendiri, tapi Bahasa Inggris. Dan gw juga masih inget banget pas kertasnya dibalikin, ibu guru gw tersebut bilang gini, "It's good, Redo! The way you write is like the way you talk..." That sentence might sound simple, tapi percaya atau tidak sejak gw denger kalimat sederhana ini gw jadi suka menulis! Bahkan dalam Bahasa Inggris, hingga sekarang bikin blog, haha. Padahal, waktu itu kertas gw masih banyak coretan tinta merah sang ibu guru karena masih banyak yang ngaco bahasanya. Hehehe. Tapi coba perhatikan, instead of pointing or emphasizing on my mistakes she appreciated what I've written by saying that it's good and I write like I talk. Kejadian itu membuat saya semakin berani menggunakan bahasa Inggris dalam menulis maupun berbicara.

Pas SMA, gw pindah sekolah ke sekolah baru yang juga (ingin) menerapkan sistem nasional plus dimana guru dan murid dihimbau untuk sering berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris. Waktu itu gw angkatan pertama, dan tentu saja belum ada OSISnya. Maka saat didengungkan bahwa akan ada pemilihan ketua dan anggota OSIS, teman-teman sekelas saya dengan sewenang-wenangnya mencalonkan saya menjadi perwakilan kelas mereka untuk maju menjadi ketua OSIS. Alasannya? Selain karena mereka tahunya dulu waktu SMP gw juga pernah jadi ketua OSIS, mereka juga tahu saya dari SMP Pelita Harapan, jadi pasti jago Bahasa Inggris. I was like, "Yeah, right..." Gw disuruh maju ke depan kelas sama wali kelas gw, disuruh memperkenalkan diri pake Bahasa Inggris. Ha. Ha. Ha. Oke, kali ini gw akan mengaku kepada teman-teman SMA gw yang membaca post ini. Waktu gw disuruh maju itu, sebenernya gw takut keliatan begonya. Tapi karena gw nggak ingin mempermalukan almamater SMP gw, jadi gw pake Bahasa Inggris yang sangaaaaaaat simple, dan gw tambain sedikit aksen! NAH! Aksen itu sebenernya sok-sokan aja supaya nggak keliatan bego-bego amat. Hahahahaha. Tapi kenapa gw mau-mau aja disuruh gitu? Karena gw berani. Kalimat sederhana sang ibu guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut membuat gw berani menggunakan Bahasa Inggris.

The rest is history. Gw dipercaya menjadi ketua OSIS pertama SMA gw, which was a very fun experience indeed. Gw ikut klub English debating, sering ikut lomba dan beberapa kali juara, bahkan pernah sekali juara 1. Hehe. Akhirnya ikut Olimpiade Sains Nasional untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, dan syukur bisa sampai tahap 12 besar Jakarta. Gw kuliah di ITB, ambil jurusan bisnis manajemen. Di jurusan ITB yang satu ini, presentasi dan tugas dalam Bahasa Inggris adalah setiap hari. Beberapa bulan sebelum semester terakhir, gw (dalam sebuah tim beranggotakan 3 orang) mengikuti L'Oreal Brandstorm, sebuah marketing competition yang diadakan oleh L'Oreal. Perlombaan ini mengharuskan membuat marketing plan dalam Bahasa Inggris dan mempresentasikannya juga dalam Bahasa Inggris. Puji Tuhan waktu itu juga bisa sampe ke tahap national final walau nggak menang. :P

Paragraf sebelum gw dedikasikan buat guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut. She just didn't realize how her simple sentence that day actually made a difference to my future. Intinya she made me brave. Buat temen-temen yang baca post ini dan dulu (atau mungkin sekarang) bertanya bagaimana caranya gw bisa berbahasa Inggris kayak gini, itu tadi semua cerita komplitnya. All you have to do is to find your own "Ibu guru bahasa Inggris gw waktu SMP". Nggak harus manusia kok, hehe, maksud gw it can be your hobby or whatever asalkan bisa membuat lo semangat dan berani, sekali lagi, berani.

That's all I guess. Gw sangat bersyukur pernah punya guru seperti beliau. Bukan berarti guru-guru gw yang lain nggak berdampak bagi gw atau apapun, no. All teachers have their own impact on my life, but hers is special. Sekarang mengerti kan bahwa bukan diri gw yang gw banggakan dalam post ini, tetapi si ibu guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut, yang (gw inget banget nih) sangat suka coklat dan benci kecoak. Hehe. Thank you, Ms.Meicky! :)



Keep rockin!

-RTD

[120910.2210.timothy]

September 11, 2010

Virtual Me, Virtual You

Who are you in the virtual world?

I come to think of it, there are so many kinds of people in my Twitter timeline, and I know all of them. If I have to divide them into two groups, it would be ‘those who I know and know me’ and ‘those who I know but don’t know me’. Haha. Yea, you know, celebrities. So, there’s this one interesting thing about group number 1 where not all of them actually really talk to me outside the virtual world. I mean, I’m not that close with them, I just simply know them and they know me, but it’s fun sometimes to just know what those people are up to. The funny thing is that there are some people in group number 1 that haven’t even met me in person! Sounds weird? Yea I know. Well, I know these people, these people know me, but we just never met each other in person. We just know each other from Twitter’s neighbors like Facebook or Tumblr. Now that’s random! Haha. You may laugh at me, but there is actually a reason why I follow them. They’re fun! I like them! They tweet in funny words that can easily make your day, they reblog good pictures on Tumblr, and they can be a good chat friend on YM. And do I have any intention to meet them in person? Well umm, to this date, no. Maybe later. Why? Because I’m afraid. It’s not that I’m afraid of people, or worried that they’re gonna eat me or whatsoever. I’m just afraid that the “real them” are not as fun as the “virtual them”. I’m afraid that the “real them” might change my perception on them. So I like to keep them as my good virtual friends.

That might sound too much, but the point that I’m writing this is because I do personally think that some people are much better in the virtuals, at least in my opinion. Don’t get me wrong, I don’t mean to be rude or something. I know some people who are not that fun to have a conversation with in real life, but when it comes to tweeting or blogging, dude they’re awesome! They’re actually more witted than I think they are. My respect to them! On the other side, there are some people who are so much fun to talk to eye to eye and spend time together, but their tweets are junks. Sorry for that, again, I don’t mean to be rude. They swear in their tweets, and use some inappropriate words sometimes. And I don’t mind, because if I mind, then I have unfollowed them by now. I love both of them. Again, the point is people can be so much different in the virtual world then they are in the real world. And I do think that people can become who they truly are in the virtual world, because then they have no physical or emotional boundaries to express their feelings and opinions. I know some macho looking guys who would tweet sweet stuffs with cute emoticons! Man, they would not do that in front of you. But hey, deep inside, it’s who they truly are. That made me realize that the “virtual them” are actually the “real them”. Ha!

Remember the oh-very-old-saying “don’t judge the book by its cover” where you may not judge people based on their appearance? Well you’d better listen to that, young man (or woman)! But that is half true because looks are only the front cover of the book! The internet has provided us with the back covers! You know, where all those previews and sneak-peeks about the content of the book are at. Yeah, their social network accounts are the back covers! Having a crush on a handsome boy or a pretty girl? Check their back covers on their Twitter, or Tumblr, or Blogspots, or Facebook! You can get a preview of their personalities from the words they use, the pictures they post, or even their poses when taking pictures. Interesting, huh? How if their social network accounts are private? Send a follow/view request, or simply find friends who have access to view their account. ;)

After reading this post, I bet you start thinking of who you are and what kind of person yourself is in your virtual world. Am I right or am I not? Haha to that! :P


Keep rockin!

-RTD

[110910.1332.timothy]