Juli 03, 2012

Gubernur Kondom



Mumpung masih hangat topiknya. Dan gue juga udah lama gak ngeblog tentang hal-hal yang agak sedikit berbobot. Hahaha. Lagian blog gue isinya blakangan agak random. Jadi gue memutuskan kali ini topiknya harus merupakan opini pribadi gue tentang sebuah hal yang masih hangat dibicarakan, bukan di infotainment, melainkan di berita. Infotainment juga berita sih, tapi maksud gue berita yang kayak di MetroTV atau koran gitu loh. Yah Genie sama Bintang juga koran sih. Eh yah gitulah pokoknya. Hahaha.


Kondom. What's the first thing on your mind after you read that word? Kontrasepsi? Penyakit menular? AIDS? Durex? Fiesta? Kalo gue yang langsung kepikiran adalah "pencegah kehamilan dan penyakit menular seksual". Terlalu dangkal? Mungkin. Tapi tidak salah juga kan. Nah si benda yang satu ini lagi seru banget nih jadi topik berita di mana-mana di Indonesia Raya ini. Lebay sih, lebih ke Jakarta tapi kayaknya. Kenapa? Karena Menteri Kesehatan kita dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH sedang menggalakkan kampanye "ayo gunakan kondom". Well, gak gitu juga sih judul kampanyenya. Hahaha. Itu gue ngarang aja. Tapi ya intinya itu. Latar belakangnya sederhana; jumlah penderita penyakit menular seksual, seperti AIDS misalnya, terus meningkat tinggi. Di Indonesia pada tahun 2007-2008 jumlah kasus  penderita penyakit menular seksual ini diperkirakan menjadi 270.000 orang. Katanya salah satu penyebab peningkatan angka kasus tersebut adalah perilaku seks bebas yang didominasi oleh masyarakat yang berada di kelompok usia remaja (Depkes RI, 2008). Remaja bro. 20 tahun juga belom. Tiap tahun angkanya meningkat, apalagi sekarang tahun 2012. Belum lagi jumlah remaja-remaja yang hamil di luar nikah yang katanya juga meningkat tinggi.



Masuk akal sebenarnya kalau pemerintah mau melindungi rakyatnya dengan cara mengkampanyekan kondom. Supaya masyarakatnya yang sexually active sadar bahwa penggunaan kondom dapat menutup kemungkinan mereka tertular penyakit-penyakit menular seksual, atau hamil di luar nikah untuk para perempuan. Sungguhlah baik dan mulia tujuan dari kampanye ini. Lalu di mana masalahnya? Ternyata ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan ide ini. Argumen mereka adalah bahwa kampanye penggunaan kondom justru akan mempromosikan seks bebas, terutama kepada generasi muda. Sebenarnya setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga. Yok kita bahas yok.



Free sex. Seks bebas. Sebenernya apa sih definisi dari seks bebas? Dari riset kecil-kecilan, gue, definisi seks bebas adalah sebuah perilaku seksual di mana seseorang aktif secara seksual (menikah atau tidak) tetapi bisa tidak hanya ke satu individu saja, entah itu mereka menggunakan kondom atau tidak. Inti ngasalnya adalah they eff around. A lot. Haha. Definisi tersebut cukup general dan ada sangkut pautnya dengan gaya hidup.



Next. Iya gak sih kalo ntar kondom dikampanyekan besar-besaran justru akan mempromosikan seks ke generasi muda? So it's like saying, "Hey yow, teenagers, just do sex, anyway you want to, but use condom." Well, if you put it that way, then yes it does sound wrong. Tapi iya juga sih. Kalo gue masih remaja mungkin gue gak akan mikir setinggi ini. Yang ada di otak gue pasti "Oh berarti sebenernya gituan itu gapapa yang penting kita pake kondom. Oke!" Nah itu yang serem.



Menurut kelompok orang-orang yang memprotes ide MenKes ini, yang harus digalakkan adalah penekanan terhadap nilai, norma, dan agama kepada generasi muda. Supaya generasi mudanya bener-bener terdidik dan teredukasi dengan statement bahwa seks bebas, sebelum atau setelah menikah adalah tidak baik. Bukan statement yang seolah membolehkan gituan secara sesuka hati asal pake kondom. Itu adalah argumen mereka yang menentang ide Bu MenKes. Ini yang bikin gue bertanya-tanya. Isn't it what we've always been doing as a country? To always teach our children about values, norms, and religions since they are young. I mean Indonesia is one of the very few countries that have "Religion" as a compulsory subject in schools. Oh, and also a country that has Ministry of Religious Affair in its government system.  Kita udah dapet semua pengetahuan itu sejak kita kecil. Dan orang tua kita juga pasti ngajarin mana yang baik mana yang nggak. Norma sosial dan nilai-nilai tersebut memang sudah ditanamkan dari dulu. But does it stop people from having a "free" lifestyle? Well the numbers in few paragraphs before surely say no to that question.



Terus salahnya di mana dong? Setelah gue kerahkan seluruh tenaga jiwa dan raga untuk berpikir dengan keras gue pun tidak mendapat jawabannya. -__- Belum cukup mungkin referensi dan kemampuan gue untuk memikirkan jawabannya. Yang gue bisa komentar adalah yang kayak gini-gini akhirnya balik ke orangnya masing-masing. Memang benar yang paling berperan dalam pembentukan karakter seseorang salah satunya adalah keluarga. Tapi gak semua orang punya keluarga yang bener-bener bisa menanamkan nilai-nilai tersebut. Sekolah pun dengan pendidikan formalnya juga belum tentu bisa menjamin seseorang tidak akan mengemban “free” lifestyle tersebut. Gue gak bilang kalo hal-hal tersebut gak penting dan gak guna. Pendidikan terhadap nilai dan norma sosial itu tetap penting dan perlu dilakukan. Yes it has been done, but the numbers show that it’s not enough. Perlu ada cara lain untuk menekan pertumbuhan angka penderita penyakit menular seksual ini. Di waktu yang bersamaan, please, tetap lakukan penekanan terhadap norma dan nilai tersebut. Dan juga jangan lupa untuk mengkampanyekan bahaya-bahaya melakukan hubungan seks saat masih remaja. Seperti misalnya bahaya kanker serviks. Yang gue pernah denger sih gitu. katanya perempuan yang aktif secara seksual sejak masih remaja lebih rentan terkena kanker serviks. Well I don't know, I just heard that from a friend and read it somewhere. Intinya, jugalah kampanyekan bahaya-bahayanya, bukan hanya pencegahannya.

Tapi gue yakin kok kalo orang-orang yang sexually active itu tahu kalau apa yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial apalagi agama. Gue yakin banget mereka tahu. Sama kayak kita tahu bohong itu dosa, tapi kita tetap berbohong. Kita tahu ngomongin orang itu gak baik, tapi tetep acara gosip adalah acara yang laku. Mereka tahu free sex tidak sesuai dengan nilai yang selama ini sudah diajarkan. Tapi mereka tetap melakukannya, entah apa alasannya. Yang pasti mereka belum tentu aware atau sadar betul bahwa free sex tanpa kondom itu bisa berakibat fatal terhadap kesehatan mereka. Dan mungkin, skali lagi mungkin, itulah mengapa Pemerintah berencana untuk mengkampanyekan kondom, supaya yang aktif secara seksual sadar bahwa kondom itu bsia mencegah mereka dari tertular penyakit menular seksual.

Tujuan gue nulis ini sebenernya bukan untuk mencari ide mana yang benar kemudian berusaha membuat yang baca ini menjadi sepaham dengan gue. Nggak kok. Condom campaign gak cuma ribut di Indonesia kok, di negara yang lebih bebas aja masih ribut masalah ini. Apalagi di Indonesia. Kalo gue sih ya terserah orangnya aja. Kalo gue bilang free sex gak sesuai nilai dan norma kita, semua juga udah tahu, begitu juga dengan yang sexually active. Nah sekarang, orang yang sexually active aja kalopun udah tau kondom bisa mencegah penyakit menular seksual belum tentu akan pake kondom juga kan. Gak ada deh yang bisa menjamin. Terus skarang gimana? Ya balik ke orangnya aja sendiri. Menurut gue sih Pemerintah emang wajib ngasih tau warganya apa yang bisa melindungi mereka dari penyakit ini. Pendidikan nilai, norma, dan agama kan udah dilakukan Pemerintah juga, dan masyarakat udah cukup aware dengan itu, dan itu gak menjamin mereka gak melakukan free sex. Yang masyarakat mungkin belum aware adalah bahwa, lagi, free sex dari usia dini dapat berbahaya bagi kesehatan, dan kondom bisa mencegah penyakit menular seksual. Ya makanya Pemerintah kasih tau aja. Eh tapi ini bener-bener dua sisi sih masalahnya.

Agak bikin puyeng sih memang. Haha. Gitu deh intinya. Gak harus setuju sama yang mana-mana kok. Cuma opini kok ini, untuk sekedar membuka wawasan aja. Terima kasih udah ikut puyeng bareng gue. Bagi yang KTPnya Jakarta mungkin juga lagi puyeng mikirin mau milih siapa utuk Pemilu Gubernur 11 Juli besok. Maaf ya biki tambah puyeng. Abis banyak banget kampanye cagub-cagubnya. Sekarang nambah lagi kampanye kondom. Apakah kondom akan jadi Gubernur? Hahaha ngasal abis lawaknya. Jayus pula.

Yang jelas apapun yang dilakukan Pemerintah untuk kita, let’s just pray that it’s gonna bring betterment to our country. That. :)


rtd.