Desember 21, 2012

Biar Seru Aja

Biar seru, mari kita buat sebuah tulisan di hari yang katanya hari terakhir di kalender suku Maya. Alasannya? Ya biar seru aja. Gak ada beda sama alasan Syahrini jadi juri Indonesia Mencari Bakat, ya biar seru aja. Oh ada deng bedanya; gue gak pake bulu mata palsu, cyinn. Hahaha geli.

Kira-kira nulis apa ya enaknya kali ini? Kiamat? Gapapa deh ya mainstream dikit. Biar seru ajaa.

Jadi, singkat cerita, katanya suku Maya yang terkenal sebagai suku yang sangat cerdas melebihi jamannya pernah membuat semacam kalender yang kalo diitung-itung (sayangnya) berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Katanya lagi, suku Maya ini jago ngeramal cuy. Bisa memprediksikan masa depan. Bayangin satu bangsa isinya kayak almarhumah Mama Lauren semua. Nah kurang lebih kaya gitulah. #ngasal Secara kalender mereka gak ada lanjutannya lagi setelah tanggal 21 Desember 2012, banyak orang-orang yang mengartikannya dengan hari terakhir dunia, atau hari kiamat. Padahal banyak ahli-ahli sejarah yang gak gitu-gitu amat. Ada yang bilang kalendernya mereka itu mereka bagi dalam berbagai "jaman". Dan setiap kalendernya abis, berarti satu "jaman" telah selesai dan akan ada "jaman" baru. Katanya 21 Desember 2012 itu belom tentu kiamat. Bisa aja artinya akan ada jaman baru. Apa kek, yang penting intinya gak kiamat deh.

Gue gak bisa ngomong apa-apa tentang si jaman baru ini. Ya secara gak bisa ngeliat masa depan juga kan ye. Haha. Yang gue pernah baca sih katanya UFO akan mendarat sekitar akhir tahun ini atau tahun 2013. Terdengar ngasal ya? Haha tauk deh. Itu kata ahli-ahli peneliti alien dan luar angkasa gitu. Mereka ngitung pola frekuensi penampakan UFO di Bumi dari pertama kali sampai sekarang. Kata mereka polanya itu makin lama makin sering dan makin nyata. Jadi mereka prediksikan doi akan mendarat di tanggal-tanggal segini. Hahaha seru gak sih? Gak ya? Seru tauk. Ntarnya kayak gimana, gimana ntar deh. :))

Yak sekian tulisan singkat di hari terakhir di kalender suku Maya ini. By the way, gue juga pernah baca katanya ini bukan kalender pertamanya suku Maya, dulu udah pernah ada, dan udah abis tahun 1800an gitu. Jangan-jangan mereka bikin gitu biar seru ajaa.. :))



rtd.

September 29, 2012

I Run For, Not Run From


Buat yang follow Twitter gue, pasti tau kalo gue sekarang lagi sering banget lari. Bukan. Bukan lari dari kenyataan. Blah, that joke is so last century. Lari beneran. Lari olahraga. Sebenernya gue udah lari dari dulu. Bahkan waktu SD, SMP, SMA, nilai Penjaskes (buat yang gak tau, ini singaktan dari Pendidikan Jasmani dan Kesehatan a.k.a pelajaran olahraga) gue kalo lari itu gak pernah jelek. Mungkin karena gue badanya kurus dan tidak besar kali ya. Jadi ringan kalo buat lari. Haha. Terus waktu kuliah gue mulai tambah sering lari. Satu sampe dua kali seminggu lah gue lari pagi sama temen-temen di track lari di Saraga (semacam kompleks fasilitas olahraga punya ITB).

Tapi semenjak lulus gue udah gak pernah lari lagi karena gue udah balik ke Bekasi. Apalagi pas kerja. Olahraga gak kepikiran sama sekali. Well, sempet sih pengen ngegym. Udah nanya-nanya ke tempat fitness selebritis itu, terus ogah. Mau nanya-nanya ke tempat ngegym temen yang di PP, gak jadi juga. Sampailah suatu hari pas bulan puasa seorang temen kantor gue ngajakin ikut acara lomba lari tanggal 16 September di BSD. Rame-rame gitu. Seketika pikiran ada semacam yang merasuki *lebay*. "Oh iya, ini bisa jadi turning point gue untuk kembali lari kayak jaman kuliah dulu." Kira-kira begitulah pikiran gue saat itu. Nah, karena kita ceritanya beginner banget buat lomba-lomba macam gini, maka kita bertekad untuk membiasakan diri berlari supaya pas hari H gak malu-maluin banget lah. Haha.

Kemudian datanglah hari yang ditunggu-ditunggu. Haha, bukan hari perlombaannya. Belom sampe situ ceritanya. Tapi ini hari THR! HAHAHA. Yoi, hari THR jauh lebih ditunggu daripada hari-hari lainnya bukan? :P Gue memutuskan memakai uang THR gue untuk beli sepatu lari, atau kerennya, running shoes. *prett* Soalnya sepatu lari itu kalo dibeli dengan gaji bulanan biasa bisa ngemil Royco doang gue sebulan, terus jadi begok *lebay* *iya harus pake 'k' biar tambah lebay*. Gue tuh anaknya kalo gak ada pengorbanan atau usaha yang keras gue gak akan serius, jadi gue pikir gapapalah beli sepatu lari mahal supaya gue niat lari beneran. Gue yakin gak cuma gue di dunia ini yang kayak gue; harus ngeluarin duit banyak dulu baru bener-bener niat, biar ada rasa menyesal yang besar kalo gak jadi niat. Haha.

Dengan sepatu lari baru itu gue mulai lari pagi setiap hari Minggu. Atau sore sih kadang-kadang. Tujuanya ya itu; supaya gue gak malu-maluin pas acara lari beneran. Entah kenapa tujuannya bukan supaya lebih kuat lari. Itu juga sih, tapi lebih ke supaya gak malu. Hahahaha. Emang anaknya begini gua.

Suatu hari ada acara buka puasa bersama angkatan gue. Ketemulah gue sama salah satu temen kuliah gue dulu yang skarang aktif banget lari. Dia ikut komunitas lari gitu di Jakarta. Gue diajak untuk ikut kegiatan lari rutin mereka tiap Kamis malam. Startnya di f(X) Sudirman. Berapa kali gue gak bisa, akhirnya gue ikut juga. Ternyata seru. Tadinya gue pikir ini bener-bener komunitas resmi gitu-gitu. Ternyata komunitas buat fun aja. Gak ada iuran apapun bahkan, seperti yang beberapa temen gue tanyakan waktu mereka tahu gue ikut gini-ginian. :P

Gue menggunakan beberapa minggu gue join komunitas itu sebagai latihan buat race yang tanggal 16 September. Kemudian datanglah tanggal 16 September itu. Gue ambil yang 5 km. Dan gue bangga gue bisa nyelesain 5 km gue dengan waktu yang cukup bisa gue banggakan. And yes, that finish line, has become my turning point to come back running.

Selanjutnya apa? Masih banyak race lain yang gue pengen ikutin. Ngikutin tren? Meh. Dari paragraf pertama gue udah bilang gue udah lari dari dulu. Bahkan pas gue ikut kegiatan lari rutin tiap Kamis malam itu gue gak tau kalo lari lagi sengehits itu. Suer dah gua. Running is the only sport I can do (well). As far as I can remember, I've never been that cool sporty kid who those girls were crazy about. I was that boy standing beside the field, watching. And no, people cheering is not what I intended in running. Health is. Human beings have to exercise. We were designed to move. There are many sports that we can choose. I, choose running.

I'm 23. I feel like I have to extend myself. Try new things. Create my own goals. Make my own achievements. Be that boy on the field. Fighting. Because when you run, make sure you run for a reason, not from a reason. I run for, not from, myself. And if people around me are proud of me, I'll consider it as a bonus. There are still many things I'm planning to do in order to develop myself. Maybe I'll be generous enough to share it here in my blog.

:P Bah siapa guee.. Hahaha.

[addition] About the running trend. So what if running is a trend. "Ikut-ikutan", as they say. It's a healthy trend anyway. It's a healthy "ikut-ikutan". So?
If those who got into running by trend fell in love with it, good for them. If they decide to stop running, that's okay. It's all (y)our choice. ;)



rtd.

Juli 03, 2012

Gubernur Kondom



Mumpung masih hangat topiknya. Dan gue juga udah lama gak ngeblog tentang hal-hal yang agak sedikit berbobot. Hahaha. Lagian blog gue isinya blakangan agak random. Jadi gue memutuskan kali ini topiknya harus merupakan opini pribadi gue tentang sebuah hal yang masih hangat dibicarakan, bukan di infotainment, melainkan di berita. Infotainment juga berita sih, tapi maksud gue berita yang kayak di MetroTV atau koran gitu loh. Yah Genie sama Bintang juga koran sih. Eh yah gitulah pokoknya. Hahaha.


Kondom. What's the first thing on your mind after you read that word? Kontrasepsi? Penyakit menular? AIDS? Durex? Fiesta? Kalo gue yang langsung kepikiran adalah "pencegah kehamilan dan penyakit menular seksual". Terlalu dangkal? Mungkin. Tapi tidak salah juga kan. Nah si benda yang satu ini lagi seru banget nih jadi topik berita di mana-mana di Indonesia Raya ini. Lebay sih, lebih ke Jakarta tapi kayaknya. Kenapa? Karena Menteri Kesehatan kita dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH sedang menggalakkan kampanye "ayo gunakan kondom". Well, gak gitu juga sih judul kampanyenya. Hahaha. Itu gue ngarang aja. Tapi ya intinya itu. Latar belakangnya sederhana; jumlah penderita penyakit menular seksual, seperti AIDS misalnya, terus meningkat tinggi. Di Indonesia pada tahun 2007-2008 jumlah kasus  penderita penyakit menular seksual ini diperkirakan menjadi 270.000 orang. Katanya salah satu penyebab peningkatan angka kasus tersebut adalah perilaku seks bebas yang didominasi oleh masyarakat yang berada di kelompok usia remaja (Depkes RI, 2008). Remaja bro. 20 tahun juga belom. Tiap tahun angkanya meningkat, apalagi sekarang tahun 2012. Belum lagi jumlah remaja-remaja yang hamil di luar nikah yang katanya juga meningkat tinggi.



Masuk akal sebenarnya kalau pemerintah mau melindungi rakyatnya dengan cara mengkampanyekan kondom. Supaya masyarakatnya yang sexually active sadar bahwa penggunaan kondom dapat menutup kemungkinan mereka tertular penyakit-penyakit menular seksual, atau hamil di luar nikah untuk para perempuan. Sungguhlah baik dan mulia tujuan dari kampanye ini. Lalu di mana masalahnya? Ternyata ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan ide ini. Argumen mereka adalah bahwa kampanye penggunaan kondom justru akan mempromosikan seks bebas, terutama kepada generasi muda. Sebenarnya setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga. Yok kita bahas yok.



Free sex. Seks bebas. Sebenernya apa sih definisi dari seks bebas? Dari riset kecil-kecilan, gue, definisi seks bebas adalah sebuah perilaku seksual di mana seseorang aktif secara seksual (menikah atau tidak) tetapi bisa tidak hanya ke satu individu saja, entah itu mereka menggunakan kondom atau tidak. Inti ngasalnya adalah they eff around. A lot. Haha. Definisi tersebut cukup general dan ada sangkut pautnya dengan gaya hidup.



Next. Iya gak sih kalo ntar kondom dikampanyekan besar-besaran justru akan mempromosikan seks ke generasi muda? So it's like saying, "Hey yow, teenagers, just do sex, anyway you want to, but use condom." Well, if you put it that way, then yes it does sound wrong. Tapi iya juga sih. Kalo gue masih remaja mungkin gue gak akan mikir setinggi ini. Yang ada di otak gue pasti "Oh berarti sebenernya gituan itu gapapa yang penting kita pake kondom. Oke!" Nah itu yang serem.



Menurut kelompok orang-orang yang memprotes ide MenKes ini, yang harus digalakkan adalah penekanan terhadap nilai, norma, dan agama kepada generasi muda. Supaya generasi mudanya bener-bener terdidik dan teredukasi dengan statement bahwa seks bebas, sebelum atau setelah menikah adalah tidak baik. Bukan statement yang seolah membolehkan gituan secara sesuka hati asal pake kondom. Itu adalah argumen mereka yang menentang ide Bu MenKes. Ini yang bikin gue bertanya-tanya. Isn't it what we've always been doing as a country? To always teach our children about values, norms, and religions since they are young. I mean Indonesia is one of the very few countries that have "Religion" as a compulsory subject in schools. Oh, and also a country that has Ministry of Religious Affair in its government system.  Kita udah dapet semua pengetahuan itu sejak kita kecil. Dan orang tua kita juga pasti ngajarin mana yang baik mana yang nggak. Norma sosial dan nilai-nilai tersebut memang sudah ditanamkan dari dulu. But does it stop people from having a "free" lifestyle? Well the numbers in few paragraphs before surely say no to that question.



Terus salahnya di mana dong? Setelah gue kerahkan seluruh tenaga jiwa dan raga untuk berpikir dengan keras gue pun tidak mendapat jawabannya. -__- Belum cukup mungkin referensi dan kemampuan gue untuk memikirkan jawabannya. Yang gue bisa komentar adalah yang kayak gini-gini akhirnya balik ke orangnya masing-masing. Memang benar yang paling berperan dalam pembentukan karakter seseorang salah satunya adalah keluarga. Tapi gak semua orang punya keluarga yang bener-bener bisa menanamkan nilai-nilai tersebut. Sekolah pun dengan pendidikan formalnya juga belum tentu bisa menjamin seseorang tidak akan mengemban “free” lifestyle tersebut. Gue gak bilang kalo hal-hal tersebut gak penting dan gak guna. Pendidikan terhadap nilai dan norma sosial itu tetap penting dan perlu dilakukan. Yes it has been done, but the numbers show that it’s not enough. Perlu ada cara lain untuk menekan pertumbuhan angka penderita penyakit menular seksual ini. Di waktu yang bersamaan, please, tetap lakukan penekanan terhadap norma dan nilai tersebut. Dan juga jangan lupa untuk mengkampanyekan bahaya-bahaya melakukan hubungan seks saat masih remaja. Seperti misalnya bahaya kanker serviks. Yang gue pernah denger sih gitu. katanya perempuan yang aktif secara seksual sejak masih remaja lebih rentan terkena kanker serviks. Well I don't know, I just heard that from a friend and read it somewhere. Intinya, jugalah kampanyekan bahaya-bahayanya, bukan hanya pencegahannya.

Tapi gue yakin kok kalo orang-orang yang sexually active itu tahu kalau apa yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial apalagi agama. Gue yakin banget mereka tahu. Sama kayak kita tahu bohong itu dosa, tapi kita tetap berbohong. Kita tahu ngomongin orang itu gak baik, tapi tetep acara gosip adalah acara yang laku. Mereka tahu free sex tidak sesuai dengan nilai yang selama ini sudah diajarkan. Tapi mereka tetap melakukannya, entah apa alasannya. Yang pasti mereka belum tentu aware atau sadar betul bahwa free sex tanpa kondom itu bisa berakibat fatal terhadap kesehatan mereka. Dan mungkin, skali lagi mungkin, itulah mengapa Pemerintah berencana untuk mengkampanyekan kondom, supaya yang aktif secara seksual sadar bahwa kondom itu bsia mencegah mereka dari tertular penyakit menular seksual.

Tujuan gue nulis ini sebenernya bukan untuk mencari ide mana yang benar kemudian berusaha membuat yang baca ini menjadi sepaham dengan gue. Nggak kok. Condom campaign gak cuma ribut di Indonesia kok, di negara yang lebih bebas aja masih ribut masalah ini. Apalagi di Indonesia. Kalo gue sih ya terserah orangnya aja. Kalo gue bilang free sex gak sesuai nilai dan norma kita, semua juga udah tahu, begitu juga dengan yang sexually active. Nah sekarang, orang yang sexually active aja kalopun udah tau kondom bisa mencegah penyakit menular seksual belum tentu akan pake kondom juga kan. Gak ada deh yang bisa menjamin. Terus skarang gimana? Ya balik ke orangnya aja sendiri. Menurut gue sih Pemerintah emang wajib ngasih tau warganya apa yang bisa melindungi mereka dari penyakit ini. Pendidikan nilai, norma, dan agama kan udah dilakukan Pemerintah juga, dan masyarakat udah cukup aware dengan itu, dan itu gak menjamin mereka gak melakukan free sex. Yang masyarakat mungkin belum aware adalah bahwa, lagi, free sex dari usia dini dapat berbahaya bagi kesehatan, dan kondom bisa mencegah penyakit menular seksual. Ya makanya Pemerintah kasih tau aja. Eh tapi ini bener-bener dua sisi sih masalahnya.

Agak bikin puyeng sih memang. Haha. Gitu deh intinya. Gak harus setuju sama yang mana-mana kok. Cuma opini kok ini, untuk sekedar membuka wawasan aja. Terima kasih udah ikut puyeng bareng gue. Bagi yang KTPnya Jakarta mungkin juga lagi puyeng mikirin mau milih siapa utuk Pemilu Gubernur 11 Juli besok. Maaf ya biki tambah puyeng. Abis banyak banget kampanye cagub-cagubnya. Sekarang nambah lagi kampanye kondom. Apakah kondom akan jadi Gubernur? Hahaha ngasal abis lawaknya. Jayus pula.

Yang jelas apapun yang dilakukan Pemerintah untuk kita, let’s just pray that it’s gonna bring betterment to our country. That. :)


rtd.

Mei 16, 2012

Awas Keypad Jebol


Halo. Ketemu lagi. Hoho.

Maaf banget tiap ada post baru harus minta maaf karena lama gak update. Gak ada beda gue sama Mpok Minah. Maaf ya.

Untuk memulai tulisan kali ini, gue mau nanya dulu. Jawab dalam hati aja. Gak bisa jawab dalam hati? Kenapa? Hatinya dicuri orang? Galau ya? Kasian. Minta balikin dong. Jangan mau dicuri hatinya kalo si pencuri cuman nganggurin barang curiannya atau malah dijadiin mainan. Mending kasih ke pencuri lain. Tapi namanya bukan dicuri dong ya kalo dikasih. Makanya lain kali jaga baik-baik tu hati.  #eh #apaini #mulaimelenceng #mulaipakehashtag #janganabaikan #lanjutkansajabacanya

Nih nih pertanyaan yang sesungguhnya mau gue tanyain untuk memulai tulisan kali ini. Lo tinggal di mana? Jakarta? Sekitar Jakarta mungkin? Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)? Atau jauh dari Jakarta? Kalo jauh dari Jakarta pernah ke Jakarta gak? Berapa lama? Pernah ngerasain macetnya Jakarta yang terkenal itu? Naah, itulah yang mau gue bahas sekarang: Macetttt.

Sebelum lanjut, gue mau konfirmasi kalo tulisan ini bukan tulisan mengeluhkan macetnya Jakarta yaaa.. It’s not that. Baca duluu.. :)

Kalo lo tinggal di luar Jakarta dan penasaran bagaimana yang namanya macet di Jakarta, coba aja search tweets dengan keyword “macet” pada jam 6-8 pagi dan jam 4-9 malam (blakangan bisa ada perpanjangan waktu sampai jam 12 malam, gue serius). Biasanya tweets jam segitu beraroma kekesalan dan kebetean. Terkadang diwarnai dengan nama-nama hewan. Ada dua hewan yang paling terkenal dan bisa jadi trending topic pada jam segitu. Yang pertama adalah si hewan piaraan yang paling mainstream, dan satu lagi adalah hewan temannya Piglet. Lo taulah dua hewan apa itu. Dan jelas yang akan diuntungkan di sini adalah kokoh-kokoh Mall Ambassador atau ITC. Kenapa? Karena gue yakin banyak tombol caps lock jebol pada jam segitu akibat digunakan untuk mengetik nama hewan-hewan tadi dengan huruf kapital, sehingga mereka harus ganti keypad.

Macet emang ngebetein. Tapi apa sih sebenernya solusi dari macet? Hmm. Untuk tahu solusinya kita harus tau apa penyebab masalah tersebut. Masalahnya jelas: macet. Penyebabnya? Ada yang bilang karena transportasi umum kurang memadai. Ada yang bilang jalanannya sempit atau kurang banyak jalan alternatif. Ada yang bilang tata kota Jakarta itu sangat buruk, grand plan planologinya tidak disusun dengan baik dan benar dari awal. Ada yang bilang harga mobil di Indonesia relatif murah. Menurut gue bukan itu penyebab macet. Penyebab macet itu jelas: karena banyak banget mobil/kendaraan di jalan. Mungkin memang terdengar “YA IYALAAAH, GOBLOGG!” Hiyahaha. Tapi menurut gue ya itu. Menurut gue yaaaa..

Karena itulah kita sering mendengar wacana-wacana solusi kemacetan Jakarta yang ditawarkan entah dari Pemerintah atau orang random. Serandom cinta yang gak milih-milih mau jatuh kapan, di mana, kapan dan sama siapa. *aih mati* *nah kan skarang pake bintang* #hashtagajaapa *fokus fokus* Wacananya unik-unik loh sebenernya. Salah satu yang paling unik yang pernah gue denger itu wacana di mana mobil yang diijinkan beredar di Jakarta tiap harinya akan diatur sesuai warna gelap terangnya mobil tersebut. Jadi misalnya mobil yang warnanya terang hanya boeh beredar hari Senin, Rabu, Jumat, dst. Dan mobil yang warnanya gelap di hari Selasa, Kamis, Sabtu, dst. Selang-seling gitu loh. Sebenernya lucu. Tapi ya gak asik aja. Siapa tau populasi mobil yang warnanya gelap lebih banyak dari yang warnanya terang. Nanti yang ada macetnya Cuma Senin, Rabu, Jumat gitu dong? Terus bagaimana dengan mobil yang warnanya abu-abu? Itu gelap atau terang? Kalo mobil modif yang dwi-warna? Nah kan, hahaha. Ada yang  wacana selang-selingnya berdasarkan ganjil genapnya nomer plat mobil. Ini juga lucu, karena berarti polisi harus benar-benar jeli melihat masing-masing nomer plat mobil yang lewat depan dia. Kebayang banget siwernya. Atau skalian aja selang-selingnya berdasarkan apakah nomer plat mobilnya diakhiri dengan bilangan prima atau bukan. Hahahaha. Jereng..jereng deh.

Sebenernya, solusi apapun yang ditawarin Pemerintah pada akhirnya cuma bisa ditunggu. Maksud gue kita relatif gak bisa berbuat apa-apa dengan wacana-wacana tersebut. Wacana-wacana semacam tadi adalah sejenis dengan wacana penambahan ruas jalan, penaikan harga mobil, atau perbaikan sistem transportasi. Semua itu jenis wacana yang sangat bergantung pada action and decision Pemerintah.

Jadi kita sendiri bisa apa untuk mengurangi kemacetan? Yang paling feasible sih menurut gue ya naik transportasi umum. Ya tapi emang gak akan mungkin senyaman naik kendaraan pribadi sih. Semua ada plus minusnya lah. Tapi transportasi umum mulai beragam kok pilihannya. Kalo gue sendiri sehari-hari ke kantor naik feeder busway kompleks perumahan gue. Feeder busway itu adalah bus yang biasanya disediakan oleh pengelola sebuah kompleks perumahan untuk mengangkut penumpang dari halte di kompleks perumahan tersebut menuju area yang ada jalur buswaynya. Biasanya tujuannya ke daerah Sudirman. Nah diharapkan nanti si penumpang-penumpang feeder busway ini akan lanjut naik Transjakarta Busway. Makanya namanya feeder atau umpan. Si feeder busway ini nyaman banget. Jelas AC. Bersih. Gak ada yang merokok. Nyaman banget deh. Orang banyak banget bapak-bapak  dan mas-mas kantoran kece berjam tangan Rolex yang naik feeder busway. Ibu-ibu dan mbak-mbak gaul dengan BB di tangan juga banyak. I am sure they have cars at home, but apparently they choose to take public transportation. :)

Masih banyak contoh transportasi umum lainnya. Ada bus kota. Yang Patas AC lumayan nyaman kok. Malah seru kalo pengamennya bagus. Temen gue ada yang ke kantor tiap hari naik kereta. Dan menurut dia sih nyaman-nyaman aja. Kopaja pun sekarang udah ada yang AC. Sebenernya definisi nyaman itu sendiri bisa beda-beda sih bagi tiap orang. Kalo gue sih yang penting cepet sampe dulu deh. Gue gak suka macet, makanya gue memilih untuk mengorbankan sedikit kenyamanan gue, tapi gue gak usah nyetir di tengah kemacetan-kemacetan yang membara itu. Kalo kita jeli sebenernya banyak kejadian-kejadian lucu loh di transportasi umum. Gue sering tweet kejadian-kejadian itu, biasanya gue kasih hashtag #curanmor. Bukan pencurian kendaraan bermotor, tapi curhat di kendaraan bermotor. Hahaha ngasal yak. Bodolah, tweet..tweet gue. :P

Lagipula kalo gue naik bus, otomatis gue mengurangi jumlah mobil di jalan, which means gue mengurangi kemacetan. Okelah ukuran bus sama dengan 3 mobil. Tapi 1 mobil katakanlah maksimal 5 orang. Berarti 3 mobil 15 orang. 1 bus? Bisa 40 orang lebih. ;) Tapi ya balik lagi ke tujuan awal kita. Kita maunya nyaman atau cepet? Ya kalo bisa sih nyaman dan cepet. Hahaha. Tapi kan kenyataannya nyaman dan cepat belom ada di Jakarta.

Tapi transportasi umum suka penuh sesak, gak aman, banyak copet dan orang mesum.

Seperti yang gue jabarin di atas, semua balik lagi ke pilihan kita masing-masing. Kalo masalah penuh sesak sih itu pinter-pinternya kita aja. Skalian bagi-bagi tips nih, gue kalo mau naik bus kota, gue biasanya nunggu di tempat yang gak akan banyak orang yang naik, jadi gak rebutan. Atau kalau perlu tunggulah di terminalnya, jadi pas busnya datang, dia masih kosong. Intinya carilah akal gimana caranya supaya kita bisa dapet tempat duduk di bus. Kalo tentang banyak copet, ya pinter-pinter kita juga sih untuk jaga barang-barang kita dan tetap waspada. Naik mobil pribadi juga gak menjamin perjalanan kita bebas dari tindak kriminal. *asik bahasa gue* Kalo ada orang mesum (terutama buat cewek-cewek), teriak aja, atau kalau perlu gampar orangnya. Hahaha. Ada temen gue, cewek, pernah berasa dipegang-pegang sama om-om mesum di Transjakarta. Dan dia labrak om mesum itu “Pak maksudnya apa pegang-pegang?! ”. Niscaya satu bus akan melindungi Anda dari serangan orang mesum macam itu. Yakinlah, segarang apapun om-om itu, dia pasti akan malu, karena dia masih punya kemaluan. Maksudnya rasa malu ya..

Bukan. Gue bukan sama skali serta merta menyarankan lo untuk beralih profesi menjadi kokoh-kokoh ITC supaya lo bisa ambil untung dari kemacetan ini. Gakpapa juga sih kalo lo mau. Haha. Gue cuma sekedar memberi cara pandang lain terhadap kemacetan dan bahwa naik kendaraan umum itu is not that bad. ;) Some people complain about public transportation, but they haven’t even taken one. Kalau emang lagi macet, just find entertainment. You can sing along to your favorite songs out loud, or read a book. Just be creative. Gue pribadi kalo kesel sama macet bawaannya jadi ngejayus di Twitter. Dibawa enjoy aja. Don’t let negativity overcome yourself. Jangan biarkan pepatah tua di jalan menjadi nyata begitu aja buat lo. Make use of the time. #tibatibabijak #dirasukiMasterShifu #pakehashtaglagi

Yuk ah, sebentar lagi gue akan menceburkan diri gue dalam kemacetan Jakarta. Yoi bro, jam tujuh malem nih. Buat yang mau macet-macetan juga, inget jangan sampe kokoh-kokoh ITC untung besar cuma gara-gara lo ngetik nama hewan-hewan tersebut di atas dengan penuh nafsu. Hiyahaha. Dadah!



rtd.

Maret 19, 2012

I Have NO Idea What This Post Is About


Well hello.

Sebenernya pas gue lagi nulis ini gue juga gak tau mau nulis apaan. Hahaha. Hmm mari kita lihat jari-jari gue akan membawa tulisan ini ke topik apa. Jujur pas gue ngetik kalimat ini gue lagi bener-bener gak ada ide sama sekali.

1 jam kemudian…

Halo lagi. Gue  masih belom ada ide nih. Mungkin lo baca paragraf ini langsung setelah membaca paragraf di atas. Tapi paragraf ini dimulai setelah gue pause selama satu jam setelah menulis paragraf di atas karena gak tau mau nulis apa tapi pengen nulis. Haha ribet amat, pokoknya gitulah.

Setengah jam kemudian…

Oke gue tau kali ini mau nulis apa. APA. Yak sekian.


MAHA JAYUS GUE.. -_____- Bahkan gue gak ngerti kenapa gue menulis kalimat jayus di atas. Dan lebih gak ngerti lagi kenapa gue gak mau menghapusnya. Biarin deh. Nyahaha. Post ini mulai menjadi salah satu post tersampah sepanjang sejarah blog gue. Tapi sampah pun sebenernya berguna, tergantung bagaimana kita memandang sampah tersebut. *tiba-tiba bijak* *dirasuki Master Shifu* *lo gak tau Master Shifu?* *demi apa?* *kegaulan lo dipertanyakan* *Google sana* *jangan bilang gak tau Google?* *fiks lo lahir di tahun kerajaan Samudera Pasai berdiri* *kenapa pake tanda bintang ya**biasanya hashtag* #sukasukagua #blogbloggua *nyahahaha*

Gue mau cerita apa yaa.. Hmm.. Tentang masakan deh. Random ya? Gapapalah yaa.. Emang sering random kan isi blog ini? Hahaha. Jadi buat yang belom tau, gue suka masak. Agak bencong ya kedengarannya? Hahaha najesh! Kagak bencong sama skalilaa. Banyakan koki cowok kan daripada cewek? *azeek* *nah mulai deh bintang-bintangan lagi* *oke stop* Tapi gue ya gak bisa dibilang koki juga. Gak bisa sama sekaliiii.. Yakale banget gue koki. Ini pure hobi doang. Dan gak sejago itu juga buat ikutan Masterchef. Nih gue bikin pengakuan: gue gak bisa menakar garam. Ini FATAL banget buat orang yang mau jago masak. Makanya gue gak akan ngaku jago. Cuma suka doang, gak jago. Sering banget makanan yang gue masak (kayak telor dadar, nasi goreng,) tuh keasinan. Makanya blakangan ini gue taro garamnya dikit-dikit terus kalo kurang baru tambain lagi. Pengakuan kedua: gue gak tau arti kata “kemanisan” atau “terlalu manis”. Ini juga FATAL. Gue ngerti kalo makanan tuh terlalu asin, atau asam, atau pahit, atau pedas (ini juga agak-agak susah sih, secara gue suka pedes). Tapi kalo manis tuh susaaaaahh banget buat gue nentuin parameternya. Gak pernah ada makanan yang gue buat (kayak kue-kuean) yang gue merasa kemanisan. Selalu orang lain yang complain. Bahaya banget. Harus menjaga diri sedini mungkin dari diabetes. X__x

Nah, makanan-makanan yang gue bikin biasanya gue foto dan gue twitpic. Kalau mau liat, ke Twitter gue aja, terus liat twitpics-nya. Kadang gue Instagram-in juga. Oiya bener! Gue punya Instagram loh skaraaang.. Biar kayak anak-anak gaul jaman skarang gituuu.. #PLAK #nahskarangpakehashtag Haha becanda sumpa gue bukan mau pamer, orang bahkan gue gak punya iPhone (belom aja.. aminnn ya Tuhaaan!). Instagram gue cuma pake iPad nyokap. Foto-fotonya pake handphone gue yang bukan iPhone. Gue pindain, terus baru deh di-instagram-in. Hahaha. Username Instagram-nya sama kok kayak Twitter gue: @timothydaely. Mau follow boleeeh… Nggak juga gakpapaaa.. Yang follow kalau masih sekolah gue doain rata-rata NEMnya 9.8. Yang gak follow yaa 8 laah.. Huahahaha! Eh masih bagus loh itu! Nah kalo lo kuliah terus follow gue, gue doain lulus cum laude! Kalo perlu magna cum laude atau apalah itu namanya. Magnum Almond cum laude juga bolehh.. Kayaknya malah lebih enak itu. Lulus sidang dapet Magnum Almond deh. #bukanblogberbayar #maunyasih #yanambahnambahpemasukanlah Nah yang gak follow yaa…lulus tepat waktu aja deh.. Eeeh tetep bagus itu! Jangan protes! Kan yang ngasih doa gue! *terkesan tidak rela* *rela kok relaa* *nah skarang pake bintang* Kalo lo udah kerja terus follow gue, didoain semoga gajinya naik, bonusnya gede.. Kalo wirausaha semoga profit melonjak, pelanggan bertambah.. Kalo nggak yaaa..semoga pemasukan masuk tepat waktu.. Ehh eeh masih bagus itu! Masih banyak yang suka dibayar telat loh.. #bukankode #kantorguetepatwaktukok #nahhashtaglagi

Hening 5 detik.. Yang baca harus hitung 5 detik dalam keheningan..

Astaga. Apa yang baru saja gue tulis. *tiba-tiba tersadar* Ternyata ke situlah jari-jari gue membawa topik post kali ini. -____- Oh ada satu lagi nih pengen gue share. Blakangan ini gue lagi ada beberapa masalah yang cukup agak pelik. Haha apa pula bahasanya. Di kantor, di rumah, di mana-mana deh. Dan gue belajar dari permasalahan-permasalahan ini. Bahwa gue gak bisa lari. Dulu waktu SMA atau kuliah, kalo ada masalah di skolah atau kampus, gue bisa aja diem-diem doang terus lari pura-pura gak tau. Paling konsekuensinya nilai jelek. Dan masih bisa diperbaiki. Tapi ada  masalah di kantor, dan beberapa masalah di tempat lain, yang kita (ternyata) gak bisa lari. Karena konsekuensinya bukan sekedar nilai. Bisa lebih kompleks dari itu. Misal; losing a big amount of money, or losing a friend. Agak nyambung sih sama beberapa post gue sebelum ini. Gue anaknya need for affiliation-nya tinggi. Jadi dalam masalah apapun yang gue takutkan adalah orang yang bermasalah dengan gue tidak menjadi teman/kenalan baik gue lagi. Hmm, gimana ya biar enak jelasinnya. Gini deh contoh ekstrimnya, misalnya nih suatu saat gue berpacar (jeda sejenak dan katakan AMIN. Ayo katakan!), dan harus putus (yang ini jangan diaminin plis), nah yang gue takut kayaknya bukan losing the lover but losing the friend. Jadi temen biasa aja gitu loh, bukan musuhan atau diem-dieman. Get it? Itu cuma salah satu contoh aja sih. Initnya kalo ada masalah, mau gak mau, suka gak suka, gue harus berhadapan dengan masalah tersebut, face it, be a man, and solve it. Supaya semua keadaannya adem. Menurut gue, yang namanya masalah selesai itu kalo semua pihak yang terlibat bicara dan menyepakati sesuatu, dan tetap berhubungan baik. Itu baru namanya masalah selesaaai.. ;) *baru saja dirasuki Master Shifu lagi*

Yang terakhir penting buat lo yang mau terlihat oke untuk beberapa bulan ke depan paling tidak sampai Agustus. Hahaha geli abis bahasannya. Gapapa. Ini lumayan seru kok. Jadi kalo lo mau beli atau jahit baju, pilihlah yang ber-pattern/berpola unik. Pola yang paling ngetren skarang adalah tribal pattern. Biasanya diaplikasikan dalam bahan rajutan. Jadi kebanyakan pola ini adanya di sweater, topi, atau tas. Tapi beberapa kaos ada kok yang pake pola ini karena polanya printed bukan rajut/jait. Ada sih pola lain yang oke yang lagi ngetren juga. Tapi gue gak tau sebutannya apa. Hmm.. Kayak jaketnya Agnes Monica di salah satu episode audisi Indonesian Idol kemarin deh. Yang pas dia pake anting Lego itu loh (anjir gue hafal -___-). Mengenai warna, pilihlah kuning mustard, krem tua (yang kayak warna kotak Ultra Milk rasa moka), hijau tosca (kayak warna hijau botol bir gitu), navy blue (biru tua yang kayak hmm…Google deh, haha), merah bata, shocking pink, electric blue (biru tua yang nyala), gitu-gitu deh. Yah lo cocok-cocokin jugalah.

Sumpah paragraf di atas jangan disalahterjemahkan dengan mengait-ngaitkannya dengan orientasi seksual gue. SUMPAH GAK ADA HUBUNGANNYA. -_______-“ Beneran deh, gak boong, puji Tuhan gue masih suka cewek kok. #dibahas #parno #justincaseyouwonderaja
Ada si Denny Wenny yang gue follow di Tumblr, dennysworld.tumblr.com kalo ga salah. Dia orang Filipin di Amrik yang fashionista paraaaahhhh… tapi sering gonta-ganti cewek. Cantik-cantik lagi ceweknya. Apalagi yang skarang. Gokil deh dia.

Oke mulai melenceng pembahasan. Ah tapi dari tadi juga gak ada satu tema pasti kan. And I’m surprised that you actually are still reading this! Hahaha. Thank you for bearing up with my absurd post!! :D Semoga sampah ini ada manfaatnya. Sekian dulu ya post gue kali ini. See you next time!




rtd.

Januari 24, 2012

Fall on Autumn

Ini adalah salah satu tulisan ter-random yang pernah gue buat. Alasannya cuma karena gue udah lama gak nulis blog, dan pas ada waktu nulis, yang di kepala gue ya tentang tulisan ini. Jadi harap maklum kalau topiknya gak seperti yang biasa gue tulis. :p

Jadi tadi gue abis makan malam sama temen-temen gue. Ada salah satu dari temen gue yang nonton konser Katy Perry kemarin. Then we talked about how pretty Katy Perry is. But we could not hold ourselves from not mentioning Zooey Deschanel. Katy dan Zooey memang sering disebut-sebut mirip, bukan hanya oleh Hollywood, tapi gue dan teman-teman gue juga berpikir begitu. Setelah berbincang-bincang kecil, kami lalu stuju bahwa Katy Perry adalah versi wild-nya Zooey Deschanel, dan Zooey Deschanel adalah versi kalemnya Katy Perry. And we like them both.

Kalo denger nama Zooey Deschanel, yang gue inget adalah film "(500) Days of Summer". Di film itu dia berperan sebagai cewek yang namanya Summer. Filmnya bagus. Banget sebenernya. Dan gue suka. Tapi gue gak suka peran Zooey di film itu. In fact, I hate Summer. Mungkin saking aktingnya semeyakinkan itu kali ya? Thumbs up buat Zooey kalo gitu. Buat yang belum pernah nonton, jadi intinya si Summer ini jadian sama seorang cowok, joined the relationship, had sex with the guy, told him that there is nothing between them, and went away...for another guy. Cruel? That's why I hate her. I mean, if she doesn't want the relationship, she should not be joining the relationship at the first place. Plus, she should not be having sex with him! Come on, that guy was convinced already, just to found out that he was the fool. Walau gue tau Summer juga punya pandangan sendiri untuk merasionalisasikan perbuatannya, tetep aja gue rasa itu kejam. Cowok ini kemudian hancur lebur, mabok-mabokan, berhenti kerja, kasian deh pokoknya. Tapi dia tetap mendoakan supaya Summer bahagia sama pria pilihannya sendiri. Salut parah. Hahaha.

Yang menarik adalah ending dari film ini. Si cowok memutuskan untuk memulai hidupnya kembali. Dan saat itulah dia bertemu dengan seorang cewek lainnya yang dia tertarik. Lalu dia ajak kenalan. Nama ceweknya? Autumn. Terus filmnya tamat. Ha! Seru kan? Abis Summer...Autumn!

Tapi pernah gak sih lo berpikir, kira-kira kalo ada sequelnya, mungkin "(500) Days of Autumn" atau apalah namanya, ceritanya bakal kayak apa ya? Sungguh gue sangat penasaran sebenernya. Waktu filmnya abis, gue bergumam dalam hati, "Gue harap Autumn jauh lebih baik buat cowok itu!". Agak lame memang bagi seseorang membuat wish untuk tokoh yang fiksional. -___-" Tapi gue sungguh berharap bahwa Autumn gak akan kayak Summer.

Kemudian gue berpikir. Kita semua pasti pernah punya masa lalu yang buruk. Yaa gak harus jadian sama orang, had sex, terus ditinggal sama orang itu buat jadian sama orang lain juga sih. Lumayan ekstrim memang itu. Mungkin iya, tapi bahkan mungkin gak harus tentang relationship. For me, Summer depicts a bad past, and Autumn is future. We have  passed our Summer, but we have to believe that Autumn is there. Tapi apakah Autumn akan lebih baik dari pada Summer? We don't know. All we can do is just hope that Autumn is not disappointing and a lot better than Summer.

Gue harap kejadian Summer gak berulang buat cowok di film itu. Gue harap Autumn beda. Di filmnya sih (so far) Autumn kayaknya baik. Dan kalopun mereka harus berakhir juga, dan cowok ini harus mencari Winter, gue harap hubungan mereka lebih dari 500 hari dan berakhirnya karna memang keputusan mereka bersama. Yah pokoknya maksud gue supaya gak ada pihak yang tersakiti gitu. HAHAHA ini apa banget deh randomnya parah! Mulai ngelindur karna udah jam 2 pagi kali ya. :| Tapi kayaknya kali ini gak akan ada yang marah gue begadang. Orang tua udah tidur soalnya. Haha.

Sip. Gitu deh. Semoga Autumn beneran baik ya! :)





rtd.