Januari 31, 2010

Service

The title says it all. Sekarang saya akan membahas tentang pelayanan, khususnya dalam sebuah restoran. Tapi secara umum bisalah diambil untuk semua jenis bisnis yang ada servicenya.

Jadi tadi saya ke sebuah mall yang ada di Bandung yang bernama BIP. Bandung Indah Plaza. Masalah keindahannya, yah itu relatiflah ya. Haha. Saya kesana bersama teman-teman saya untuk menonton teman-teman saya yang lain lagi yang bandnya akan perform disana. (Btw, check out the band here). The show was great, as usual. :)

Nah, at the end of the show, saya memutuskan untuk membeli ice cream cone di sebuah restoran cepat saji bermaskot beruang. Ice cream cone mereka yang kombinasi coklat vanila itu adalah favorit saya sepanjang masa. Saya masuk ke restoran itu, menghampiri counter, ditemani salah seorang teman saya. Dan terjadilah percakapan dibawah ini.


Saya: "Mas, saya mau M*n*s (brand ice cream conenya) satu ya."
Masnya: (dengan santai) "Coklat, vanilla, atau kom..."
Saya: (sudah mengerti template tanggapan masnya) "Kombinasi aja."
Masnya: (masih santai) "Baik."

Menunggu masnya ngambilin eskrimnya...

Eskrim datang. CAIR. Meleleh-meleleh gitu.

Saya: (dengan muka bingung) "Mas. Eskrimnya cair?"
Masnya: (anehnya masih dengan santai) "Iya."
Saya: (tambah bingung) "Terus?"
Masnya: (senyum datar tanpa sepatah katapun) "..."
Saya: (sambil bergulat dengan lelehan eskrim yang terus berjatuhan) "Terus mas? Saya makannya gimana dong?"
Masnya: (senyum template yang standar) "Ini tissuenya. 4000 rupiah mas."
Saya: (bingung dan super kesal sambil memberi 20000 rupiah)
Masnya: (template percakapan transaksi di kasir) "Uangnya 20000 ya. Kembaliannya 16000 rupiah. Terimakasih."
Saya: (mengambil kembalian dan pergi) "Ya."


AAAAAAAAAAA. Pelayanan macam apa itu?!

PERTAMA. Lihat percakapan diatas. Dimulai dengan saya yang berbicara. Nih ya, seharusnya dalam ilmu service pasti ada dong yang namanya greetings. Dimana-mana, pelayannya yang greet duluan. "Slamat pagi/siang/sore/malam, pak/bu/mas/mbak/dek. Ada yang bisa saya bantu?" Jangan malah nunggu pelanggan langsung ngomong pesanannya. Itu standar kan? Dia bisa kok template standar percakapan transaksi. Masa template greeting gak bisa?!

KEDUA. Kalo udah tau eskrimnya cair ya bilang doooong. Itu eskrim sama skali udah hilang bentuk spiralnya! Oiya, 'cair' itu biasanya karena eskrimnya belum selesai diolah sama mesinnya. Contoh McDonald's. Pernah nih beli McFlurry di McD Dago. Terus sebelum McFlurrynya dibikin sama masnya, dia nanya dulu ke saya, "Maaf mas, eskrimnya cair, nggak apa-apa?". Gitu kan enak. JELAS. Jadi kalo pelanggan gak jadi mesen ya bisa dicancel. Bukannya menjadi seorang fetakompli dan membiarkan pelanggan dalam situasi you-have-no-choice-ha-ha-ha.

KETIGA. Kalo ada pelanggan yang nanya, mbok ya dijawab toh yaa... Kalo gak tau mo jawab apa, inisiatif kek. Ngasih malah tissue yang ga ngaruh sama tingkat kelelehan eskrimnya. Kalo saya pelayannya, saya akan ambil satu cup kertas yang buat regular drink, atau satu cup plastik yang buat sundae bersama sendoknya dan saya kasih ke pelanggan yang sedang bersikeras menjilat-jilat lelehan ice cream cone di jarinya agar tidak jatuh ke lantai dan mubazir.

KEEMPAT. Sang manager sedang ada loh tadi persis di sebelah si mas ini. HALO PAAAK? Gak aware ada sesuatu sedang terjadi disiniii? Gabut apa? ZZZZZ.

Hah. Akhirnya saya memakan eskrim itu secepat mungkin. Cepet banget abisnya. Melelehnya si eskrim itu pun menambah kecepatan habisnya eskrim tersebut. Jadi gak menikmati. Tetep bersyukur sih. Tapi ini cuma buat sharing pengalaman aja.
Maybe next time, it'd be better to ask the employee about such things. Just to make sure. If any of you guys reading this has anything to do with the restaurant's management, please fix it. It's a kind suggestion from a loyal customer. Trust me, I'm loyal, I have your member card in my wallet. I like your ice cream cone and that's why I'm writing this.


[310110.0207.timothy]

Januari 05, 2010

Kreatifitas Orang Indonesia

Seru nih kayaknya kalo membahas tentang plagiarisme. Tapi kali ini gw akan membahas plagiarisme visualisasi artistik. Woow woow.. apakah itu? Lebih tepatnya sih gw akan ngomongin kover-kover album musisi dalam negeri yang kata orang telah memplagiat album cover musisi luar negeri. Tapi ini kata gue. Yuk marii...

1. Pee Wee Gaskins-The Sophomore dan Houston Calls-The End Of An Error


Sekilas mirip. Background langit di kala senja berwarna oranye, segunung barang rongsokan, dan ada orang yang berdiri diatas tumpukan rongsokan itu. Tapi masih banyak bedanya walau mirip. Setting album cover PWG seperti ada di tepi pantai atau semacamnya. At least that what I saw, haha. Sedangkan Houston Calls settingnya lebih kayak tempat pembuangan sampah. Lagian, di album cover PWG cuma ada satu orang yang berdiri. Houston Calls ada 2 orang cowo cewe pegangan tangan. Ditambah metode kartunisasi yang berbeda pada masing-masing cover.
Gak bisa dibilang niru banget sih. Bagi gw 2 cover ini cuma mirip.


2. D'Masiv-Perubahan dan Aerosmith-Just Push Play (kalo ga salah judul albumnya yang ini)


D'masiv lagi, lagi-lagi D'Masiv. Kok ya sering keserempet masalah contek-mencontek? Menurut Anda beda banget? Coba perhatikan baik-baik. Background abu-abunya, setting alat musik dan ampli-amplinya, dan pose para personil bandnya... mirip kaan? Bedanya yang D'Masiv tubuh manusianya gak ada. Jadi cuma outfit mereka aja yang berbentuk badan mereka yang sedang berpose ngeband. Tapi masih beda ini namanya.
Again, gak bisa dibilang niru banget. Sama kayak PWG dan Houston Calls, bagi gw 2 cover ini cuma mirip.


3. J-Rocks-Meraih Mimpi dan The Beatles-Abbey Road


Wooooooow! Ini sih samaaaaaa... Settingnya pun sama persis, diambil di jalan yang sama dengan The Beatles. Bedanya cuma yang satu, di cover The Beatles jalanan dan mobil-mobilnya masih jadul. Haha. Tapi tunggu dulu. Setau gw sih ini emang sengaja dari pihak J-Rocksnya membuat cover album yang seperti Abbey Roadnya The Beatles. Jadi waktu itu mereka pergi ke London untuk rekaman dan skaligus syuting vidklip si Aku Jatuh Cinta (kalo ga salah yaa). Dan mungkin melalui cover albumnya yang berjudul Meraih Mimpi mereka ingin menyampaikan bahwa mereka mempunyai mimpi menjadi terkenal dan selegendaris The Beatles. Mungkin bisa gw artikan seperti musisi yang meng-cover lagu orang. Dalam hal ini, si J-Rocks meng-cover album cover The Beatles. Lagian, cover Abbey Road itu udah terlalu iconic untuk dijiplak terus pura-puranya orang gak bakalan tau.
Okelah kalo begitu. Kesimpulannya 2 cover ini memang sengaja sama.


4. DewiDewi-Recycle+ dan The Donnas-Gold Medal


OH tidak. Tunjukkan secara sekilas 2 cover ini pada seorang anak TK dan dia akan mengatakan kalo kedua gambar adalah sama. Maaf, itu agak berlebihan. Well, konsep dasar album cover The Donnas ini memang agaknya terlalu dijiplak mati oleh pembuat album cover DewiDewi. Gambar para personilnya yang seolah-olah digambar menggunakan pensil, pose personilnya, ornamen-ornamennya, semuanya terlalu mirip. Bedanya The Donnas 4 orang, DewiDewi cuma 3. Yang keempat diganti pake bunga-bungaan... err.. zzz memang.
Poor DewiDewi... Desainer covernya siapa sih. Bagi gw ini 2 album cover ini bukan lagi mirip, melainkan jiplak.


5. Pilar (selftitled) dan Maroon Five-It Won't Be Soon Before Long


BENCANA. Ini bencana. WOOOY!! Dimana kreatifitasmu wahai desainer grafis album cover Pilar Band?? Apa? Anda mo bilang "Oh, tidak. Saya tidak menjiplak. Ini hanya kebetulan saja..." Hzzz. Oke, Anda gak ngejiplak. Lantai kayu, ruangan berdinding beton warna gelap, personil-personil band yang sedang 'terbang', dan logo band (atau apapun itu) yang terbuat dari lampu neon putih di dinding belakang. Iya Anda gak ngejiplak. YAKALEEEEEE. Gak, alasan kemiripan cover album J-Rocks dan The Beatles gak bisa dipake untuk album cover yang ini. Kenapa? Karena album cover Maroon Five yang ini sama skali gak se-iconic itu. Lalu Anda bertanya, parameter iconic? Nurani bisa jawab kok. Iya nggak Nur?
Jelas sudah bagi gw album cover Pilar Band sangat jiplakan.


Kenapa gw nulis ini? Karena gw tau sebenernya orang Indonesia itu kreatif. Dari dulu hasil kesenian atau kreatifitas orang Indonesia sering diakui mancanegara. Masa kita kehabisan ide sih? Ide itu datangnya dari Tuhan. Kalo kita percaya Tuhan itu mahakuasa, which I believe everyone does believe in that, berarti Dia akan mampu memberi kita ide lainnya yang sama okenya atau bahkan lebih oke daripada musisi-musisi luar negeri itu. Banyak-banyak cari referensi tapi jangan dijiplak. Percaya diri itu kuncinya. Maaf kalo ada yang tersinggung sama post ini. I just think that we Indonesians should start to think that we are not less than those Caucasians. We should believe in our own skill and capability. Jadi pada akhirnya bangsa kita bisa maju. Kalo berdiri di kaki sendiri aja belum bisa, gimana mo jalan maju? :)


[060110.0201.timothy]

Januari 02, 2010

%@$!$$%&2009&%$$!$@%

This post will be about random feelings in 2009. So... here we go!

Guhd. 2009 has been crazy. No exaggeration. I've never thought I will have such year in my life. Yes it's a year full of fun. And yes it's a year full of things that are not so fun too. A confusing year too. I've been through a lot of things this year. More than any year I've ever known.

January, February, March, April, and little of May. These are months that will squeeze your energy till the last drop. Not only that. I got mentally depressed too in these months. They're the IBE months. Integrated Business Experience. That's a compulsory course in my second year where each class became a company that had to produce and sell things, and give all the profit for charity. I was the Chief Marketing Officer for my "company" that was named Crescendo Company. I was expected to make high sales. Man, that was hard. I tell you now, I was almost giving up. I had a thought to "resign" at one time. But then I realized that resigning would not solve any problem. I would still be in the company anyway. I then told my friends in the company that I could not do this by myself or only by my division. Having another class/company selling the same product with the product my company sold forced us to work extra hard and extra smart too. Thank God those months ended sweet. My company has managed to gather more than IDR 150 million in profit for the charity. This would be impossible without my friends. :]
Lesson learned: integrity. perseverance. team work.

May, June, July.
These were the months of the short semester. Fyi, the short semester in SBM ITB is the busiest. You have to finish 10 credits in about 2 months and a half. The assignments were in enormous amount. I turn 20 that June. So, I had a high fever on my birthday and went to the hospital to have a blood check and get some medicine. Thank God I had my family came to Bandung at the day. I ended the night having dinner with my closest friends. That was great. :) Another great thing in these 3 months is that the short semester ended with a prefect 4 score. :]
Lesson learned: health is precious. don't (only) work hard but work smart.

August, September, October, November, December.
I was hospitalized due to this not so dangerous virus that made me was assumed to have dengue fever. Thank God it wasn’t. So, these are the months of the INSANE 7th semester. This semester I've got to choose a concentration in my studies. I chose marketing. Some of my friends who are not taking marketing concentration said, "I don't take marketing because marketing can be learned while you do your business." Let me tell you something. IF YOU CAN LEARN MARKETING YOURSELF THERE WILL NOT BE ANY MARKETING LESSON OR COURSE OR LECTURE OR ANYTHING, YOU NAME IT, IN ANY BUSINESS SCHOOL. There! Hahaha. I mean, that fits the logic to me. Another thing happened in this period of time was a big thing for me. I've never done that before. It was damn effing crazy. And I'm not sure will I do that thing again or not. It ended up not so good, even bad if I may say. But a good friend of mine told me to not regret anything. So, yeah. :)
Lesson learned: health is soooooo precious. control.

I would quote a lyric from Jamie Cullum's Devil May Care that will sum up the year. “He who is wise never tries to revise what’s past and gone”
Well, it's been a crazy good year. So, goodbye 2009! Thanks for being part of my life.


[020110.2337.timothy]

Kebebasan?

Yak. Tahun 2010 sudah dataang.. And here it is: my first post in 2010! Tapi post ini bukan tentang full flashback 2009 ataupun resolusi 2010. Ntar aja deh yang itu.. yg ini dulu ya.. hehe.

Sip. Jadi gini, tgl 24 Desember 2009 kemarin, seperti tahun-tahun sebelumnya, gw dan keluarga pergi gereja untuk ibadah malam Natal. Ibadah berlangsung seperti ibadah malam Natal lainnya. Jemaat gereja gw beribadah "numpang" di gedung gereja orang, karna gedung gereja gw sedang dalam pembangunan. Pas pulang, lewatlah gw dan keluarga di lokasi anah gereja gw yang lagi dibangun. Dan bokap gw cerita kalo pembangunan gedung gereja gw disuruh pause sementara sama Pak Lurah setempat. Pas gw tanya kenapa, jawabannya membuat gw agak sedih. Ternyata seminggu sebelum malam Natal itu ada gereja Katolik (yang juga lagi dibangun) yang dibakar bedengnya. Itu loh, rumah-rumahan kayu buat si mas-mas pekerja tinggal dan beristirahat. Disini gw ga usah nyebut nama ormasnya dan nama daerah tempat gereja Katolik itu. :) Yang jelas ormas ini memaksa gereja tersebut untuk dihentikan pembangunannya dengan cara mereka sendiri. Masuk TV kah? Gw rasa nggak. Gw gak tau apakah gereja tersebut gak punya ijin bangunan rumah ibadah. Tapi kalopun gak punya, apakah itu wewenang mereka untuk menindak pihak gereja tersebut? Jika iya, dengan alasan apapun, haruskah se-anarkis itu? Kenapa gak lapor pihak berwajib aja kalo emang gereja Katolik yang itu gak punya ijin? Hmm. Sungguh.. tidak ada rasa marah sedikit pun saat gw menulis post ini. Santaiii.. tapi bingung aja.. hehe.

Sebenernya Pak Lurah punya alasan yang cukup kuat nyuruh pembangunan gedung gereja gw di-pause. Gosipnya malah ada gerakan mo bakar-bakar gereja di kota gw sampe tahun baru. Yakalee.. Soalnya udah beberapa bulan ini salah satu golongan dari warga setempat, dengan mengatasnamakan golongan mereka, menolak didirikannya gedung gereja gw. Pake pasang spanduk loh mereka. "kami warga xxxxx di tempat ini menolak didirikannya gereja ilegal blablabla" (xxxxx itu nama golongan mereka) Double-sided lagi spanduknya! Niat banget kan? Hahaha. Ya, jadi mereka menganggap gereja gw ilegal. Padahal ya, ada loh surat ijin bangunannya. Suer dah ada. Ada banget. Walikota juga tau ini gereja lagi dibangun. Hahaha.

Perjuangan panitia pembangunan gereja gw tuh ga gampang loh. Kita berkali-kali pindah lokasi pembangunan cuma karena ditolak warga dan ditolak warga. Udah gitu dapet ijin dari pemerintahnya lamaaaaaaaaaaa banget. Skalinya dapet, eh ditolak lagi. You know how long do we spend time looking for a place to pray? Belasan tahun. Ya. Belasan tahun cuma untuk cari lokasi tempat kami akan beribadah nanti. Tapi seperti ajaran agama gw, kita harus bersukacita dalam segala hal, karena rencana Tuhan itu indah.. jadi santaii.. :)

Temen gw pernah ada yang bilang, "Gereja tuh banyak tauk..". Gw bilang, "Ah, masa?.". Dia bilang lagi, "Banyak tauuuk.. disini ada.. ntar kesana dikit..adaa.". Tapi gini deh logikanya, kalo emang gereja tuh banyak, kenapa tiap hari Minggu harus dibikin dua sampai tiga kali kebaktian? Dan kenapa setiap kebaktian selalu penuh dan bikin macet jalan? Berarti memang banyak kan orang yang mau beribadah?

Skali lagi, sesantai itu loh gw nulis post ini. :) Lagian dalam post ini gw tidak menyebutkan nama ormas apapun atau golongan apapun kan? Hehe. Bahkan nama gereja gw juga gak gw sebut. Jadii..amaaan.. ;) Gw cuma sedikit mempertanyakan dimana kebebasan beragama yang katanya diatur dalam UU yang gw pelajari waktu SD di pelajaran PPKn? Gw sangat berduka cita atas meninggalnya Gus Dur, tokoh Islam yang sangat kuat tetapi mau memperjuangkan pluralisme. Beliau pernah bilang bahwa semua warga negara apapun latar belakangnya mempunyai hak yang sama. Gw harap di tahun 2010 ini dan seterusnya perjuangan beliau dapat dilanjutkan sama siapapun itu, termasuk kita. :)


[020110.0328.timothy]