Mumpung masih hangat topiknya. Dan gue juga udah lama gak
ngeblog tentang hal-hal yang agak sedikit berbobot. Hahaha. Lagian blog gue
isinya blakangan agak random. Jadi gue memutuskan kali ini topiknya harus
merupakan opini pribadi gue tentang sebuah hal yang masih hangat dibicarakan,
bukan di infotainment, melainkan di berita. Infotainment juga berita sih, tapi
maksud gue berita yang kayak di MetroTV atau koran gitu loh. Yah Genie sama
Bintang juga koran sih. Eh yah gitulah pokoknya. Hahaha.
Kondom. What's the first thing on your mind after
you read that word? Kontrasepsi? Penyakit menular? AIDS? Durex? Fiesta? Kalo
gue yang langsung kepikiran adalah "pencegah kehamilan dan penyakit
menular seksual". Terlalu dangkal? Mungkin. Tapi tidak salah juga kan. Nah
si benda yang satu ini lagi seru banget nih jadi topik berita di mana-mana di
Indonesia Raya ini. Lebay sih, lebih ke Jakarta tapi kayaknya. Kenapa? Karena
Menteri Kesehatan kita dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH sedang menggalakkan
kampanye "ayo gunakan kondom". Well, gak gitu juga sih judul
kampanyenya. Hahaha. Itu gue ngarang aja. Tapi ya intinya itu. Latar
belakangnya sederhana; jumlah penderita penyakit menular seksual, seperti AIDS
misalnya, terus meningkat tinggi. Di Indonesia pada tahun 2007-2008 jumlah
kasus penderita penyakit menular seksual
ini diperkirakan menjadi 270.000 orang. Katanya salah satu penyebab peningkatan
angka kasus tersebut adalah perilaku seks bebas yang didominasi oleh masyarakat
yang berada di kelompok usia remaja (Depkes RI, 2008). Remaja bro. 20 tahun
juga belom. Tiap tahun angkanya meningkat, apalagi sekarang tahun 2012. Belum
lagi jumlah remaja-remaja yang hamil di luar nikah yang katanya juga meningkat
tinggi.
Masuk akal sebenarnya kalau pemerintah mau
melindungi rakyatnya dengan cara mengkampanyekan kondom. Supaya masyarakatnya
yang sexually active sadar bahwa penggunaan kondom dapat menutup kemungkinan
mereka tertular penyakit-penyakit menular seksual, atau hamil di luar nikah
untuk para perempuan. Sungguhlah baik dan mulia tujuan dari kampanye ini. Lalu
di mana masalahnya? Ternyata ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan ide
ini. Argumen mereka adalah bahwa kampanye penggunaan kondom justru akan mempromosikan
seks bebas, terutama kepada generasi muda. Sebenarnya setelah dipikir-pikir,
ada benarnya juga. Yok kita bahas yok.
Free sex. Seks bebas. Sebenernya apa sih definisi
dari seks bebas? Dari riset kecil-kecilan, gue, definisi seks bebas adalah
sebuah perilaku seksual di mana seseorang aktif secara seksual (menikah atau
tidak) tetapi bisa tidak hanya ke satu individu saja, entah itu mereka
menggunakan kondom atau tidak. Inti ngasalnya adalah they eff around. A lot.
Haha. Definisi tersebut cukup general dan ada sangkut pautnya dengan gaya
hidup.
Next. Iya gak sih kalo ntar kondom dikampanyekan
besar-besaran justru akan mempromosikan seks ke generasi muda? So it's like
saying, "Hey yow, teenagers, just do sex, anyway you want to, but use
condom." Well, if you put it
that way, then yes it does sound wrong. Tapi iya juga sih. Kalo gue masih
remaja mungkin gue gak akan mikir setinggi ini. Yang ada di otak gue pasti
"Oh berarti sebenernya gituan itu gapapa yang penting kita pake kondom.
Oke!" Nah itu yang serem.
Menurut kelompok orang-orang yang memprotes ide
MenKes ini, yang harus digalakkan adalah penekanan terhadap nilai, norma, dan
agama kepada generasi muda. Supaya generasi mudanya bener-bener terdidik dan
teredukasi dengan statement bahwa seks bebas, sebelum atau setelah menikah adalah
tidak baik. Bukan statement yang seolah membolehkan gituan secara sesuka hati
asal pake kondom. Itu adalah argumen mereka yang menentang ide Bu MenKes. Ini
yang bikin gue bertanya-tanya. Isn't it what we've always been doing as a
country? To always teach our children about values, norms, and religions since
they are young. I mean Indonesia is one of the very few countries that have
"Religion" as a compulsory subject in schools. Oh, and also a country
that has Ministry of Religious Affair in its government system. Kita udah dapet semua pengetahuan itu sejak
kita kecil. Dan orang tua kita juga pasti ngajarin mana yang baik mana yang
nggak. Norma sosial dan nilai-nilai tersebut memang sudah ditanamkan dari dulu.
But does it stop people from having a "free" lifestyle? Well
the numbers in few paragraphs before surely say no to that question.
Terus salahnya di mana dong? Setelah gue kerahkan seluruh
tenaga jiwa dan raga untuk berpikir dengan keras gue pun tidak mendapat
jawabannya. -__- Belum cukup mungkin referensi dan kemampuan gue untuk memikirkan jawabannya. Yang gue bisa komentar adalah yang kayak gini-gini akhirnya
balik ke orangnya masing-masing. Memang benar yang paling berperan dalam
pembentukan karakter seseorang salah satunya adalah keluarga. Tapi gak semua
orang punya keluarga yang bener-bener bisa menanamkan nilai-nilai tersebut.
Sekolah pun dengan pendidikan formalnya juga belum tentu bisa menjamin
seseorang tidak akan mengemban “free” lifestyle tersebut. Gue gak bilang kalo
hal-hal tersebut gak penting dan gak guna. Pendidikan terhadap nilai dan norma sosial
itu tetap penting dan perlu dilakukan. Yes it has been done, but the numbers
show that it’s not enough. Perlu ada cara lain untuk menekan pertumbuhan angka
penderita penyakit menular seksual ini. Di waktu yang bersamaan, please, tetap
lakukan penekanan terhadap norma dan nilai tersebut. Dan juga jangan lupa untuk mengkampanyekan bahaya-bahaya melakukan hubungan seks saat masih remaja. Seperti misalnya bahaya kanker serviks. Yang gue pernah denger sih gitu. katanya perempuan yang aktif secara seksual sejak masih remaja lebih rentan terkena kanker serviks. Well I don't know, I just heard that from a friend and read it somewhere. Intinya, jugalah kampanyekan bahaya-bahayanya, bukan hanya pencegahannya.
Tapi gue yakin kok kalo orang-orang yang sexually active itu tahu
kalau apa yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial apalagi
agama. Gue yakin banget mereka tahu. Sama kayak kita tahu bohong itu dosa, tapi
kita tetap berbohong. Kita tahu ngomongin orang itu gak baik, tapi tetep acara gosip
adalah acara yang laku. Mereka tahu free sex tidak sesuai dengan nilai yang selama
ini sudah diajarkan. Tapi mereka tetap melakukannya, entah apa alasannya. Yang
pasti mereka belum tentu aware atau sadar betul bahwa free sex tanpa kondom itu
bisa berakibat fatal terhadap kesehatan mereka. Dan mungkin, skali lagi
mungkin, itulah mengapa Pemerintah berencana untuk mengkampanyekan kondom,
supaya yang aktif secara seksual sadar bahwa kondom itu bsia mencegah mereka
dari tertular penyakit menular seksual.
Tujuan gue nulis ini sebenernya bukan untuk mencari ide mana
yang benar kemudian berusaha membuat yang baca ini menjadi sepaham dengan gue.
Nggak kok. Condom campaign gak cuma ribut di Indonesia kok, di negara yang
lebih bebas aja masih ribut masalah ini. Apalagi di Indonesia. Kalo gue sih ya
terserah orangnya aja. Kalo gue bilang free sex gak sesuai nilai dan norma
kita, semua juga udah tahu, begitu juga dengan yang sexually active. Nah sekarang, orang
yang sexually active aja kalopun udah tau kondom bisa mencegah penyakit menular
seksual belum tentu akan pake kondom juga kan. Gak ada deh yang bisa menjamin. Terus
skarang gimana? Ya balik ke orangnya aja sendiri. Menurut gue sih Pemerintah
emang wajib ngasih tau warganya apa yang bisa melindungi mereka dari penyakit
ini. Pendidikan nilai, norma, dan agama kan udah dilakukan Pemerintah juga, dan
masyarakat udah cukup aware dengan itu, dan itu gak menjamin mereka gak
melakukan free sex. Yang masyarakat mungkin belum aware adalah bahwa, lagi, free sex dari usia dini dapat berbahaya bagi kesehatan, dan kondom
bisa mencegah penyakit menular seksual. Ya makanya Pemerintah kasih tau aja. Eh
tapi ini bener-bener dua sisi sih masalahnya.
Agak bikin puyeng sih memang. Haha. Gitu deh intinya. Gak harus setuju
sama yang mana-mana kok. Cuma opini kok ini, untuk sekedar membuka wawasan aja. Terima kasih udah ikut puyeng bareng gue. Bagi yang KTPnya Jakarta mungkin juga lagi puyeng mikirin mau milih siapa utuk Pemilu Gubernur 11 Juli besok. Maaf ya biki tambah puyeng. Abis banyak banget kampanye cagub-cagubnya. Sekarang nambah lagi kampanye kondom. Apakah kondom akan jadi Gubernur? Hahaha ngasal abis lawaknya. Jayus pula.
Yang jelas apapun yang dilakukan Pemerintah untuk kita, let’s just pray that it’s
gonna bring betterment to our country. That. :)
rtd.