Halo. Ketemu lagi. Hoho.
Maaf banget tiap ada post baru harus minta maaf karena lama
gak update. Gak ada beda gue sama Mpok Minah. Maaf ya.
Untuk memulai tulisan kali ini, gue mau nanya dulu. Jawab
dalam hati aja. Gak bisa jawab dalam hati? Kenapa? Hatinya dicuri orang? Galau
ya? Kasian. Minta balikin dong. Jangan mau dicuri hatinya kalo si pencuri cuman
nganggurin barang curiannya atau malah dijadiin mainan. Mending kasih ke
pencuri lain. Tapi namanya bukan dicuri dong ya kalo dikasih. Makanya lain kali
jaga baik-baik tu hati. #eh #apaini
#mulaimelenceng #mulaipakehashtag #janganabaikan #lanjutkansajabacanya
Nih nih pertanyaan yang sesungguhnya mau gue tanyain untuk
memulai tulisan kali ini. Lo tinggal di mana? Jakarta? Sekitar Jakarta mungkin?
Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)? Atau jauh dari Jakarta? Kalo jauh
dari Jakarta pernah ke Jakarta gak? Berapa lama? Pernah ngerasain macetnya
Jakarta yang terkenal itu? Naah, itulah yang mau gue bahas sekarang: Macetttt.
Sebelum lanjut, gue mau konfirmasi kalo tulisan ini bukan
tulisan mengeluhkan macetnya Jakarta yaaa.. It’s not that. Baca duluu.. :)
Kalo lo tinggal di luar Jakarta dan penasaran bagaimana yang
namanya macet di Jakarta, coba aja search tweets dengan keyword “macet” pada
jam 6-8 pagi dan jam 4-9 malam (blakangan bisa ada perpanjangan waktu sampai
jam 12 malam, gue serius). Biasanya tweets jam segitu beraroma kekesalan dan
kebetean. Terkadang diwarnai dengan nama-nama hewan. Ada dua hewan yang paling
terkenal dan bisa jadi trending topic pada jam segitu. Yang pertama adalah si
hewan piaraan yang paling mainstream, dan satu lagi adalah hewan temannya Piglet.
Lo taulah dua hewan apa itu. Dan jelas yang akan diuntungkan di sini adalah
kokoh-kokoh Mall Ambassador atau ITC. Kenapa? Karena gue yakin banyak tombol
caps lock jebol pada jam segitu akibat digunakan untuk mengetik nama
hewan-hewan tadi dengan huruf kapital, sehingga mereka harus ganti keypad.
Macet emang ngebetein. Tapi apa sih sebenernya solusi dari
macet? Hmm. Untuk tahu solusinya kita harus tau apa penyebab masalah tersebut.
Masalahnya jelas: macet. Penyebabnya? Ada yang bilang karena transportasi umum
kurang memadai. Ada yang bilang jalanannya sempit atau kurang banyak jalan
alternatif. Ada yang bilang tata kota Jakarta itu sangat buruk, grand plan
planologinya tidak disusun dengan baik dan benar dari awal. Ada yang bilang harga mobil
di Indonesia relatif murah. Menurut gue bukan itu penyebab macet. Penyebab
macet itu jelas: karena banyak banget mobil/kendaraan di jalan. Mungkin memang
terdengar “YA IYALAAAH, GOBLOGG!” Hiyahaha. Tapi menurut gue ya itu. Menurut
gue yaaaa..
Karena itulah kita sering mendengar wacana-wacana solusi
kemacetan Jakarta yang ditawarkan entah dari Pemerintah atau orang random.
Serandom cinta yang gak milih-milih mau jatuh kapan, di mana, kapan dan sama
siapa. *aih mati* *nah kan skarang pake bintang* #hashtagajaapa *fokus fokus*
Wacananya unik-unik loh sebenernya. Salah satu yang paling unik yang pernah gue
denger itu wacana di mana mobil yang diijinkan beredar di Jakarta tiap harinya
akan diatur sesuai warna gelap terangnya mobil tersebut. Jadi misalnya mobil
yang warnanya terang hanya boeh beredar hari Senin, Rabu, Jumat, dst. Dan mobil
yang warnanya gelap di hari Selasa, Kamis, Sabtu, dst. Selang-seling gitu loh.
Sebenernya lucu. Tapi ya gak asik aja. Siapa tau populasi mobil yang warnanya
gelap lebih banyak dari yang warnanya terang. Nanti yang ada macetnya Cuma
Senin, Rabu, Jumat gitu dong? Terus bagaimana dengan mobil yang warnanya abu-abu? Itu gelap atau terang? Kalo mobil modif yang
dwi-warna? Nah kan, hahaha. Ada yang wacana
selang-selingnya berdasarkan ganjil genapnya nomer plat mobil. Ini juga lucu,
karena berarti polisi harus benar-benar jeli melihat masing-masing nomer plat
mobil yang lewat depan dia. Kebayang banget siwernya. Atau skalian aja
selang-selingnya berdasarkan apakah nomer plat mobilnya diakhiri dengan
bilangan prima atau bukan. Hahahaha. Jereng..jereng deh.
Sebenernya, solusi apapun yang ditawarin Pemerintah pada
akhirnya cuma bisa ditunggu. Maksud gue kita relatif gak bisa berbuat apa-apa
dengan wacana-wacana tersebut. Wacana-wacana semacam tadi adalah sejenis dengan
wacana penambahan ruas jalan, penaikan harga mobil, atau perbaikan sistem
transportasi. Semua itu jenis wacana yang sangat bergantung pada action and
decision Pemerintah.
Jadi kita sendiri bisa apa untuk mengurangi kemacetan? Yang paling
feasible sih menurut gue ya naik transportasi umum. Ya tapi emang gak akan
mungkin senyaman naik kendaraan pribadi sih. Semua ada plus minusnya lah. Tapi
transportasi umum mulai beragam kok pilihannya. Kalo gue sendiri sehari-hari ke kantor
naik feeder busway kompleks perumahan gue. Feeder busway itu adalah bus yang
biasanya disediakan oleh pengelola sebuah kompleks perumahan untuk mengangkut
penumpang dari halte di kompleks perumahan tersebut menuju area yang ada jalur
buswaynya. Biasanya tujuannya ke daerah Sudirman. Nah diharapkan nanti si
penumpang-penumpang feeder busway ini akan lanjut naik Transjakarta Busway.
Makanya namanya feeder atau umpan. Si feeder busway ini nyaman banget. Jelas
AC. Bersih. Gak ada yang merokok. Nyaman banget deh. Orang banyak banget
bapak-bapak dan mas-mas kantoran kece
berjam tangan Rolex yang naik feeder busway. Ibu-ibu dan mbak-mbak gaul dengan
BB di tangan juga banyak. I am sure they have cars at home, but apparently they
choose to take public transportation. :)
Masih banyak contoh transportasi umum lainnya. Ada bus kota.
Yang Patas AC lumayan nyaman kok. Malah seru kalo pengamennya bagus. Temen gue ada
yang ke kantor tiap hari naik kereta. Dan menurut dia sih nyaman-nyaman aja.
Kopaja pun sekarang udah ada yang AC. Sebenernya definisi nyaman itu sendiri
bisa beda-beda sih bagi tiap orang. Kalo gue sih yang penting cepet sampe dulu
deh. Gue gak suka macet, makanya gue memilih untuk mengorbankan sedikit kenyamanan
gue, tapi gue gak usah nyetir di tengah kemacetan-kemacetan yang membara itu. Kalo kita jeli sebenernya banyak kejadian-kejadian lucu loh di transportasi umum. Gue sering tweet kejadian-kejadian itu, biasanya gue kasih hashtag #curanmor. Bukan pencurian kendaraan bermotor, tapi curhat di kendaraan bermotor. Hahaha ngasal yak. Bodolah, tweet..tweet gue. :P
Lagipula
kalo gue naik bus, otomatis gue mengurangi jumlah mobil di jalan, which means gue mengurangi kemacetan.
Okelah ukuran bus sama dengan 3 mobil. Tapi 1 mobil katakanlah maksimal 5
orang. Berarti 3 mobil 15 orang. 1 bus? Bisa 40 orang lebih. ;) Tapi ya balik
lagi ke tujuan awal kita. Kita maunya nyaman atau cepet? Ya kalo bisa sih
nyaman dan cepet. Hahaha. Tapi kan kenyataannya nyaman dan cepat belom ada di
Jakarta.
Tapi transportasi umum
suka penuh sesak, gak aman, banyak copet dan orang mesum.
Seperti yang gue jabarin di atas, semua balik lagi ke
pilihan kita masing-masing. Kalo masalah penuh sesak sih itu pinter-pinternya
kita aja. Skalian bagi-bagi tips nih, gue kalo mau naik bus kota, gue biasanya
nunggu di tempat yang gak akan banyak orang yang naik, jadi gak rebutan. Atau kalau
perlu tunggulah di terminalnya, jadi pas busnya datang, dia masih kosong.
Intinya carilah akal gimana caranya supaya kita bisa dapet tempat duduk di bus.
Kalo tentang banyak copet, ya pinter-pinter kita juga sih untuk jaga barang-barang
kita dan tetap waspada. Naik mobil pribadi juga gak menjamin perjalanan kita
bebas dari tindak kriminal. *asik bahasa gue* Kalo ada orang mesum (terutama
buat cewek-cewek), teriak aja, atau kalau perlu gampar orangnya. Hahaha. Ada temen
gue, cewek, pernah berasa dipegang-pegang sama om-om mesum di Transjakarta. Dan dia labrak om mesum
itu “Pak maksudnya apa pegang-pegang?! ”. Niscaya satu bus akan melindungi Anda
dari serangan orang mesum macam itu. Yakinlah, segarang apapun om-om itu, dia pasti akan malu, karena dia masih punya kemaluan. Maksudnya rasa malu ya..
Bukan. Gue bukan sama skali serta merta menyarankan lo untuk
beralih profesi menjadi kokoh-kokoh ITC supaya lo bisa ambil untung dari
kemacetan ini. Gakpapa juga sih kalo lo mau. Haha. Gue cuma sekedar memberi cara pandang lain terhadap kemacetan
dan bahwa naik kendaraan umum itu is not that bad. ;) Some people complain
about public transportation, but they haven’t even taken one. Kalau emang lagi
macet, just find entertainment. You can sing along to your favorite songs out
loud, or read a book. Just be creative. Gue pribadi kalo kesel sama macet
bawaannya jadi ngejayus di Twitter. Dibawa enjoy aja. Don’t let negativity
overcome yourself. Jangan biarkan pepatah tua di jalan menjadi nyata begitu aja
buat lo. Make use of the time. #tibatibabijak #dirasukiMasterShifu
#pakehashtaglagi
Yuk ah, sebentar lagi gue akan menceburkan diri gue dalam
kemacetan Jakarta. Yoi bro, jam tujuh malem nih. Buat yang mau macet-macetan
juga, inget jangan sampe kokoh-kokoh ITC untung besar cuma gara-gara lo ngetik
nama hewan-hewan tersebut di atas dengan penuh nafsu. Hiyahaha. Dadah!
rtd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar