September 12, 2010

A Dedication To A Dedicated One

Berhubung sudah lulus sidang dan tinggal menunggu wisuda di bulan Oktober nanti, maka September ini merupakan bulan yang tampaknya tidak akan penuh dengan kesibukan. Bangun siang, mandi kalau niat, having a late lunch, lalu online setelah itu. Yah, kira-kira seperti itulah kegiatan gw selama beberapa hari ini. Tiba-tiba sore tadi pas buka facebook, di home ada update tentang sebuah note yang ditulis sama salah satu guru gw waktu SMP dulu. Mengingat dulu ibu guru Bahasa Inggris yang satu ini kalau berbicara selalu inspiratif, at least to me, jadi gw memutuskan untuk membuka note tersebut dan mulai membacanya. Pikir gw, toh gw lagi banyak waktu, a few long paragraphs won't hurt. Dan salah satu teman baik gw dari SMP, si Lisa, juga ditag di note tersebut. Makinlah saya penasaran tentang apa sih note ini. Setelah membacanya, saya sungguh tertegun. I super like the note. Intinya sih tentang betapa ibu guru ini merasa bahwa menjadi guru adalah sebuah panggilan untuknya, walaupun beberapa kali ia merasa bosan dan ingin berhenti mengajar. She didn't hate the job, she loves it and is grateful for it, she's just bored with it. And to me, that is so human. It's just like us going to school everyday for years and get bored with it but not hate it. Tapi dalam note ini ia menjelaskan bahwa setiap kali ia berpikir untuk berhenti mengajar, ada saja muridnya yang memberi surat yang isinya ucapan terimakasih karena telah menjadi gurunya selama ini. Dan akhirnya karena surat-surat tersebutlah ia memutuskan untuk tetap menjalani panggilannya menjadi seorang guru. Ibu guru ini sebenernya mempunyai dampak besar dalam kehidupan pendidikan gw. Bagaimana bisa? Keep reading ;)

"Do, kok Inggris lo lancar sih?" Beberapa teman-teman gw pernah melontarkan pertanyaan ini saat gw ngomong atau nulis dalam bahasa Inggris. Dulu gw selalu menjawab, "Nggak kok ah, biasa aja." karena memang gw rasa gw nggak sejago itu. Beneran. Tapi di post ini gw bongkar semua rahasia gw. Hahaha. Agak lebay ya. Maaf kalo akan terkesan sombong, tapi jujur gw sama sekali tidak berniat membanggakan diri gw. Bukan diri gw yang ingin gw banggakan. Okay, lanjut. Nah, yang bikin gw kelihatan "jago" adalah gw berani. If you guys notice, I don't use difficult English words when I talk or write. Bukan cuma karena gw rasa simple words lebih mudah dimengerti, tapi emang karena gw nggak sejago itu bisa mengerti Bahasa Inggris yang kayak di textbook kuliah. Gw berani ngomong. Gw berani nulis. That's all. Saat lo berani ngomong dan nulis dalam bahasa asing, dan niat mempelajarinya, dengan sendirinya lo akan jadi jago, paling nggak di mata orang lain. Keberanian itu sebenernya sih udah ada dalam diri kita masing-masing. Tapi terkadang keberanian itu harus orang lain yang gugah supaya mau keluar. Dan ibu guru gw tersebutlah yang membuat gw menggunakan keberanian gw untuk berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris.

Gw masih inget bener dulu pernah dapet tugas nulis essay Bahasa Inggris. Tugasnya sederhana: bikin ringkasan cerita Oliver Twist pakai kata-kata sendiri, tapi Bahasa Inggris. Dan gw juga masih inget banget pas kertasnya dibalikin, ibu guru gw tersebut bilang gini, "It's good, Redo! The way you write is like the way you talk..." That sentence might sound simple, tapi percaya atau tidak sejak gw denger kalimat sederhana ini gw jadi suka menulis! Bahkan dalam Bahasa Inggris, hingga sekarang bikin blog, haha. Padahal, waktu itu kertas gw masih banyak coretan tinta merah sang ibu guru karena masih banyak yang ngaco bahasanya. Hehehe. Tapi coba perhatikan, instead of pointing or emphasizing on my mistakes she appreciated what I've written by saying that it's good and I write like I talk. Kejadian itu membuat saya semakin berani menggunakan bahasa Inggris dalam menulis maupun berbicara.

Pas SMA, gw pindah sekolah ke sekolah baru yang juga (ingin) menerapkan sistem nasional plus dimana guru dan murid dihimbau untuk sering berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris. Waktu itu gw angkatan pertama, dan tentu saja belum ada OSISnya. Maka saat didengungkan bahwa akan ada pemilihan ketua dan anggota OSIS, teman-teman sekelas saya dengan sewenang-wenangnya mencalonkan saya menjadi perwakilan kelas mereka untuk maju menjadi ketua OSIS. Alasannya? Selain karena mereka tahunya dulu waktu SMP gw juga pernah jadi ketua OSIS, mereka juga tahu saya dari SMP Pelita Harapan, jadi pasti jago Bahasa Inggris. I was like, "Yeah, right..." Gw disuruh maju ke depan kelas sama wali kelas gw, disuruh memperkenalkan diri pake Bahasa Inggris. Ha. Ha. Ha. Oke, kali ini gw akan mengaku kepada teman-teman SMA gw yang membaca post ini. Waktu gw disuruh maju itu, sebenernya gw takut keliatan begonya. Tapi karena gw nggak ingin mempermalukan almamater SMP gw, jadi gw pake Bahasa Inggris yang sangaaaaaaat simple, dan gw tambain sedikit aksen! NAH! Aksen itu sebenernya sok-sokan aja supaya nggak keliatan bego-bego amat. Hahahahaha. Tapi kenapa gw mau-mau aja disuruh gitu? Karena gw berani. Kalimat sederhana sang ibu guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut membuat gw berani menggunakan Bahasa Inggris.

The rest is history. Gw dipercaya menjadi ketua OSIS pertama SMA gw, which was a very fun experience indeed. Gw ikut klub English debating, sering ikut lomba dan beberapa kali juara, bahkan pernah sekali juara 1. Hehe. Akhirnya ikut Olimpiade Sains Nasional untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, dan syukur bisa sampai tahap 12 besar Jakarta. Gw kuliah di ITB, ambil jurusan bisnis manajemen. Di jurusan ITB yang satu ini, presentasi dan tugas dalam Bahasa Inggris adalah setiap hari. Beberapa bulan sebelum semester terakhir, gw (dalam sebuah tim beranggotakan 3 orang) mengikuti L'Oreal Brandstorm, sebuah marketing competition yang diadakan oleh L'Oreal. Perlombaan ini mengharuskan membuat marketing plan dalam Bahasa Inggris dan mempresentasikannya juga dalam Bahasa Inggris. Puji Tuhan waktu itu juga bisa sampe ke tahap national final walau nggak menang. :P

Paragraf sebelum gw dedikasikan buat guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut. She just didn't realize how her simple sentence that day actually made a difference to my future. Intinya she made me brave. Buat temen-temen yang baca post ini dan dulu (atau mungkin sekarang) bertanya bagaimana caranya gw bisa berbahasa Inggris kayak gini, itu tadi semua cerita komplitnya. All you have to do is to find your own "Ibu guru bahasa Inggris gw waktu SMP". Nggak harus manusia kok, hehe, maksud gw it can be your hobby or whatever asalkan bisa membuat lo semangat dan berani, sekali lagi, berani.

That's all I guess. Gw sangat bersyukur pernah punya guru seperti beliau. Bukan berarti guru-guru gw yang lain nggak berdampak bagi gw atau apapun, no. All teachers have their own impact on my life, but hers is special. Sekarang mengerti kan bahwa bukan diri gw yang gw banggakan dalam post ini, tetapi si ibu guru Bahasa Inggris gw waktu SMP tersebut, yang (gw inget banget nih) sangat suka coklat dan benci kecoak. Hehe. Thank you, Ms.Meicky! :)



Keep rockin!

-RTD

[120910.2210.timothy]

5 komentar:

GrimmJaw mengatakan...

"Gw dipercaya menjadi ketua OSIS pertama SMA gw"


hohoho kita senasib rupanya

Meicky Shoreamanis P. mengatakan...

Dear Redo,
Trims banget ya...Guru punya kepuasan batin yang pasti susah dimengerti org yg bkn guru.Our goal is to help others achieve their goals.Thanks for the praises,Redo.It does mean so much to me.

RIMITED mengatakan...

@fajar: hohoho.. iya jar gw pernah denger tu.. hahaha.

@Ms.Meicky: sama-sama ms.meicky :) i should be the one who thank you ms.. I really do miss the school by the way.. :) bless you ms, salam sama guru2 lain :)

hush-shush mengatakan...

Emang sih do, gw juga ngerasa bahwa tulisan kita itu (idealnya) musti bisa kebaca sama seperti gaya ngomong kita. Kalo ngga sama aneh ya rasanya.

Dan ini artinya, pujian dari guru lo itu emang pujian yang sangat berarti dan... yah, kalo gw sih nyengir lebar langsung. Hahaha...

RIMITED mengatakan...

@qisthi: hahaha. iya qis. stuju banget sama statement2 lo :D